Sabtu, 25 Juli 2015

Kopassus akan Latih Brimob..??


Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Badrodin Haiti mengajukan permohonan agar Brigade Mobil (Brimob) berlatih Raider di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung. Permintaan ini diajukannya melalui surat bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli yang ditujukan kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.


Dalam surat yang ditandatangani Badrodin, program latihan dan pendidikan Raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016. Pusdik Passus selama ini dijadikan pusat latihan dasar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Raider TNI AD.

Lalu, apa plus minus dari latihan Raider yang diminta Kapolri untuk diikuti Brimob?

Pengamat militer dari The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menilai, latihan Raider tentunya akan memberikan banyak keuntungan bagi Brimob. Sebagai satuan penindak, atau unit reaksi cepat, mereka memang membutuhkan keterampilan yang hanya bisa didapatkan di Pusdikpassus.


Jumat, 24 Juli 2015

Aksi-aksi Pasukan Garuda menuai simpati masyarakat di daerah konflik


Sejak proklamasi dibacakan, Indonesia selalu aktif dan berkomitmen kuat untuk menjaga perdamaian dunia. Kebijakan ini tertuang dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Mulai tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan pasukannya ke berbagai negara konflik. Mulai dari Kongo (dulu Zaire), Somalia hingga Lebanon. Tim ini diberi nama Kontingen Garuda, atau biasa disingkat Konga.


Aksi-aksi Pasukan Garuda menuai simpati masyarakat di daerah konflik

Pasukan Garuda sebagian besar beranggotakan TNI Angkatan Darat, terkadang juga melibatkan TNI Angkatan Udara maupun Laut, bahkan kepolisian. Mereka diterjunkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pengobatan.

Tak hanya bertugas soal keamanan saja, pasukan Garuda kerap melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar Indobatt, markas Konga. Kegiatan yang mereka lakukan kerap kali mengundang simpati warga, mereka juga sering memuji tindakan dan kedekatan TNI dengan warga.


Ini dugaan skenario di balik rusuh Tolikara


Tragedi yang terjadi di Tolikara, Papua, Jumat (17/7) lalu hingga kini masih terus diselidiki oleh polisi. Dua orang dari jemaah Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) pun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu yakni AK dan YW.

Ini dugaan skenario di balik rusuh Tolikara

Namun, banyak pihak yang menduga peristiwa itu sengaja diletupkan. Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid misalnya. Dia menduga ada upaya pihak asing yang sengaja memunculkan isu perpecahan dalam insiden Tolikara, Papua.

Menurutnya, pihak asing tersebut berniat ingin memerdekakan Papua dari Indonesia. "Insiden Tolikara dijadikan sarana dari pihak asing untuk mengeluarkan Papua dari Indonesia. NKRI harga mati tak boleh digadaikan dengan dalih apa pun juga," kata Hidayat di Restauran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7).

Dia menegaskan menjaga NKRI harus dilakukan oleh seluruh elemen bangsa. Dia menduga ada skenario agar kekerasan di Tolikara seolah dilakukan oleh aparat keamanan. Skenario itu yang kemudian dijadikan bahan kuat agar Papua meninjau kembali referendum untuk memilih kemerdekaan.


Kamis, 23 Juli 2015

Kepala BIN Pastikan Tak Ada Dendam Tersisa di Tolikara


Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso memastikan kondisi di Tolikara, Papua, sudah kembali damai. Menurut Sutiyoso, tak ada ketegangan antara kelompok muslim dan Kristen di kabupaten itu.

"Sudah kondusif, sudah damai," kata Sutiyoso di rumah dinasnya, Kamis, 23 Juli 2015.


Kepala BIN Pastikan Tak Ada Dendam Tersisa di Tolikara

Saat ini, kata Sutiyoso, langkah yang perlu diambil adalah penyelesaian masalah melalui jalur hukum. Sutiyoso mengimbau seluruh elemen masyarakat menyerahkan penyelidikan akar kerusuhan di Tolikara pada pihak yang paling berwenang yaitu kepolisian.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti juga memastikan situasi telah kondusif di Tolikara. Walau begitu, polisi tidak akan berhenti mengusut peristiwa itu. "Penegakan hukum harus jalan karena pembakaran dan pelemparan itu adalah pelanggaran hukum," ucap Badrodin.


500 Personel Tentara Bersenjata Lengkap Amankan Penyegelan Tebet Green


Penyegelan bangunan Tebet Green di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, pada Kamis (23/7/2015) benar dilakukan Dinas Penataan Kota sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Pantauan Kompas.com, selama proses penyegelan, tampak sekitar 500 personel tentara bersenjata lengkap disiagakan. Mereka menjaga penyegelan tersebut supaya berjalan tertib.


Gedung Tebet Green, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, disegel, Kamis (23/7/2015). Sebanyak 500 personel tentara berjaga.
Gedung Tebet Green, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, disegel, Kamis (23/7/2015). Sebanyak 500 personel tentara berjaga.

Mereka tampak berbaris di sekitar bangunan. Sesekali mereka menghalau beberapa karyawan yang akan memasuki bangunan. Sebanyak 20 truk tentara juga terparkir di Jalan MT Haryono.

Kepala Bidang Penertiban dinas Penataan Kota DKI Jakarta Baju Aji mengatakan, bangunan milik Kostrad tersebut masih dalam pengawasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena ada masalah dengan sertifikat layak fungsinya.


Senin, 20 Juli 2015

TNI AL Pesan 4 Tambahan Kapal Frigate Sigma


Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan akan mengganti seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang usianya sudah tua . Langkah tersebut diambil guna meningkatkan kualitas persenjataan TNI.

TNI AL Pesan 4 Tambahan Kapal Frigate Sigma

”Jadi, yang lama diganti barang-barangnya. Laut yang usianya 40 tahun, udara 30 tahun. Nggak ada nambah nambah, cukuplah. Sudah kuat kita ini,” ujarnya di Markas Besar TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Mantan KSAD ini mengakui, dengan pertahanan yang kuat, maka Bangsa Indonesia bisa mandiri di bidang ekonomi dan mampu menjaga sumber daya alam maritim.

Termasuk, mendukung Program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Kita bisa berdaulat pangan di laut, pengembangan infrastruktur maritim dan kekuatan pertahanan maritim,” katanya.


Panglima TNI Kunjungi Pulau Terluar NKRI


Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Pangdam I/Bukit Barisan, Asops Panglima TNI, Kapuspen TNI, Danrem 033/WP, beberapa waktu lalu mengunjungi Pulau Terluar NKRI tepatnya Wilayah Korem 033/WP di Pulau Sekatung Kabupaten Natuna. Kedatangan Panglima TNI dan rombongan di Pulau Sekatung disambut dengan jajar kehormatan dari regu jaga pengamanan Pulau Terluar dan Tari Sekapur Siri yang dipersembahkan oleh masyarakat setempat. 

Kunjungan Panglima TNI ke Pulau Terluar

Panglima TNI dalam pengarahannya menyampaikan rasa bangga karena dapat bersama-sama berkumpul dengan Prajurit TNI yang sedang bertugas di perbatasan, terutama pada Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

Di sela-sela pengarahannya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menanyakan kepada anggota TNI AD dan TNI AL yang melaksanakan pengamanan di Pulau Terluar tersebut tentang masalah yang dihadapi. Salah satu anggota perwakilan dari yang tertua yaitu Serka Mar Sugeng mengatakan antara lain masalah air bersih, perumahan yang di tempati sudah mulai rusak, mushola untuk sarana ibadah, dan sarana tranportasi serta sarana alat komunikasi yang sulit.  "Saya akan mengupayakan untuk mendukung masalah yang dihadapi prajuritnya di garis terdepan tersebut", kata Panglima TNI.


Kerjasama Nuklir Indonesia dan DCNS Perancis


Duta Besar Perancis Corinne Beutze dan Menteri Koordinator Kelautan Indonesia Indroyono Soesilo membuat tiga perjanjian Perancis-Indonesia, yakni : pertukaran keahlian dalam pembangunan pembangkit listrik karbon rendah antara PLN, EDF dan AFD, kedua kerjasama antara perusahaan badan nuklir DCNS dan BATAN (Indonesia) dan ketiga, kerjasama antara perusahaan Sabella SAS dengan dua bisnis lokal Indonesia yang bergerak di Marine Energy, 13/02/2015.

Reaktor Nuklir bawah laut DCNS Perancis
Reaktor Nuklir bawah laut DCNS Perancis

Mereka akan bekerja di kepulauan Indonesia, yang terdiri dari 17.000 pulau yang membentang di atas wilayah laut 6.000 hingga 2.000 kilometer.

Sabella SAS melakukan perjanjian kemitraan industri dengan PT. Prima Langkah Pratama (PLP) dan PT Meindo Eland Indah (MEINDO) untuk memasarkan turbin Sabella D10.

Sabella SAS bertanggung jawab atas rekayasa dan penyediaan turbin, PLP bertanggung jawab dalam manajemen proyek dan bantuan teknis, MEINDO untuk konstruksi logam set dan bekerja di operasi laut.


Dalang Kerusuhan Tolikara Layak Dikategorikan Teroris


Presidium Perhimpunan Indonesia Timur (PPIT) menyayangkan insiden berbau SARA di Kabupaten Tolikara, Papua dan berpendapat pelaku dan dalalng kerusuhan itu layak dikategorikan sebagai teroris.

"Kami berharap polisi menemukan aktor di balik peristiwa itu berikut jaringannya dan mengkategorikan mereka sebagai kelompok teroris," ujar Ketua Umum PPIT Laode Ida melalui siaran persnya, Minggu (19/7/2015).




Jika pelakunya tertangkap, lanjut Laode, proses hukum terhadap mereka harus diperlakukan layaknya seorang terduga teroris yang menjalani proses hukum. Salah satunya, memeriksa intensif pelaku selama tujuh berturut-turut. Lenih lanjut, Laode yakin provokator insiden itu justru berasal dari luar Papua.

"Kekerasan kepada kelompok agama bukan karakter orang Papua. Orang Papua tidak seperti itu. Mereka toleran dan menghormati kebebasan beragama orang lain. Kami duga kuat ada kelompok yang datang dari luar Papua lalu melakukan propaganda provokasi," lanjut dia.


Passcainsiden Tolikara, Polri Antisipasi Gerakan Radikal di Indonesia


Insiden pembakaran kios dan mushala di Tolikara, Papua, Jumat (18/7/2015), dikhawatirkan memicu gerakan radikal di Indonesia. Polri pun mengantisipasi hal tersebut.

Antisipasi pertama, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti berpesan kepada umat Islam di seluruh Indonesia tak terpancing atas insiden itu. Ia meminta masyarakat mempercayakan pengusutan insiden itu ke Polisi.


Kapolri Jenderak Badrodin Haiti

"Kedua, kita 'sounding' ke Polda-Polda seluruh Indonesia untuk bergerak ke ulama-ulama di wilayah masing-masing, berkomunikasi agar mereka pun tidak terpancing," ujar Badrodin saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2015) sore.

Selain itu, Badrodin juga meminta para kepala satuan wilayah (Kasatwil) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengamanan di titik-titik rawan. Ia pun meminta masyarakat waspada terhadap lingkungan sekitar.