Ada rasa bangga sekaligus sedih bila mendengar tentang KRI Irian, kapal penjelajah kelas Sverdlov buatan Uni Soviet yang pernah membuat Angkatan Laut RI begitu berjaya di masa lalu. Bangga karena hanya Indonesia, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mencicipi punya kapal penjelajah. Bahkan berkat kedigdayaan KRI Irian, Belanda jadi tunduk untuk menyerahkan Irian Barat.
Tapi sedihnya, seolah tak ada wujud KRI Irian yang bisa dilihat oleh generasi muda saat ini. Karena ukuran yang super besar (panjang 210 meter dan berbobot kosong 13.600 ton), opsi untuk menjadikan museum apung terpinggirkan karena biaya yang besar. Akhir masa pengabdiannya pun terus diselimuti misteri hingga kini. Publik di Indonesia kini hanya bisa melihat jejak sejarah KRI Irian lewat foto-foto hitam putih. Kalau pun ada wujud penjelajah kelas Sverdlov dalam museum apung, hanya bisa dinikmati dengan biaya mahal, karena adanya di Rusia.
Salah satu kapal penjelajah kelas Sverdlov Rusia Tengah Menembaka Meriam |
Sekedar informasi bagi rekan-rekan sekalian yang kagum pada kebesaran Sang “Monster Laut” ini, masih ada ‘secuil’ kenang-kenangan KRI Irian yang wujud fisiknya bisa Anda lihat. Tak lain adalah sosok meriam kaliber 152mm/57, meriam ukuran jumbo ini dapat Anda lihat pada museum Loka Jaya Crana yang berlokasi di kawasan Komplek AAL (Akademi Angkatan Laut) TNI AL, Bumimoro – Surabaya.
Bentuk kubah meriam 152mm yang asli pada KRI Irian |
Tapi jangan keburu puas dulu, kabarnya hanya laras meriam saja yang asli, sedangkan kubahnya hanya replika. Dan bentuk kubah meriam pun aslinya tidak seperti itu, seperti diketahui dalam satu kubah meriam kaliber 152mm/57 dirancang dengan 3 laras. Sedangkan yang ditampilkan di museum adalah laras tunggal.
Meski tak memuaskan 100 persen harapan akan sosok KRI Irian, tapi setidaknya Anda sekalian bisa membayangkan betapa besar sosok kapal ini, karena panjang laras meriam 152mm ini mencapai 8,9 meter. Berat satu laras saja cukup aduhai, yakni 17,5 ton. Dan bila kubah utuh dengan 3 laras dihadirkan, beratnya bisa mencapai total 145 ton.
Sumber : Indo Militer
Bukan… itu bukan turet dan laras meriam KRI Irian. Itu bekas turet kapal perang Kerajaan Belanda HNLMS De Zeven Provincien yang dipajang di Museum Bahari di Surabaya. Buatan tahun 1909. Dalam sejarahnya, dulu bergabung dgn armada Hindia Belanda.
BalasHapusLaksamana Karel Doorman sempat menjadi salah satu komandan kapalnya pada tahun 1920an. Pada tahun 1936 dia berubah nama menjadi HNLMS Soerabaja. Pada tanggal 18 Februari 1942, kapal ini tenggelam di bom Jepang. Kemudian di angkat lagi oleh Jepang untuk baterai pertahanan pantai, tetapi pada tahun 1943 ditenggelamkan lagi oleh sekutu. Setelah perang, karena alur di pelabuhan Tanjung Perak semakin ramai, maka pemerintah mengangkat bangkai kapal ini. Dan menyisakan turet dan meriamnya untuk disimpan di museum.
Kapal ini terkenal dalam sejarah Indonesia, yaitu adanya pemberontakan awak kapal ini pada tahun 1930an…
Terimakasih atas koreksinya, terimakasih juga telah berkunjung ke blog ini.
HapusSalam
Mohon maaf apabila mengunggah data teliti dulu. Aksi KRI Irian menembakan meriam juga salah. Itu bukan Kapal Penjalajah RI Irian. Cuplikan Petite sejarah kecil dapat anda kunjungi di : http://kapalpenjelajahri-irian201.blogspot.com/
BalasHapusTerimakasih atas saran dan kereksinya...
Hapussalam
kereeen
BalasHapussayang sekali KRI Irian 201 ini dibesituakan, bukannya dirawat dan dimodifikasi.
BalasHapus