Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengatakan, Iran bersedia membantu Indonesia mengembangkan PLTN nuklir. Kesediaan Iran ini disampaikan oleh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang didampingi beberapa menterinya kepada Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asian Cooperation Dialog (ACD) di Kuwait.
Reaktor nuklir untuk pembangkit listrik di Prancis. Ilustrasi. Foto : tempo.com |
“Indonesia butuh nuklir untuk menggantikan tenaga minyak dan gas yang mungkin habis pada 2050,” kata Rudi dalam pertemuannya bersama Ahmadinejad, di Kuwait, Rabu, 17 Oktober 2012. Iran sudah menyatakan kesiapannya membantu mengembangkan PLTN nuklir di Indonesia.
Rudi menjelaskan, Indonesia membutuhkan nuklir tapi hanya untuk skala menengah. Kebutuhan nuklir ini, selain karena negara kepulauan yang butuh pembangkit banyak, Indonesia juga hanya ingin mengembangkan nuklir skala menengah agar negara lain tidak merasa terancam.
Potensi pengembangan PLTN skala menengah itu, Rudi menambahkan, terdapat di Belitung, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. “Pemerintah daerahnya sudah mau,” ujarnya.
Hanya saja, bentuk kerja sama pengembangan nuklir ini belum konkrit karena baru pembicaraan awal. Namun, Rudi meyakinkan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa pernah mengungkapkan pemerintah akan mencari pendanaan dari Kuwait untuk beberapa proyek. Kuwait akan menggelontorkan pendanaan melalui lembaga pendanaan pelat merah Kuwait yaitu Kuwait Fund for Arab Economic Development (KFEAD).
Sumber : Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar