Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Rabu, 19 Desember 2012
Sikap Toleransi dan Semangat Kesetiakawanan Sosial Memperkokoh NKRI
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaya menekankan NKRI merupakan harga mati yang harus dipertahankan sampai kapanpun. Untuk mewujudkan itu. Bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki modal sosial (social capital) yang besar di antaranya adanya sikap toleransi dan semangat kesetiakawanan sosial, semangat musyawarah untuk mufakat, semangat nasionalisme dan patriotisme serta semangat gotong royong yang telah menjadi bagian budaya bangsa. Penekanan tersebut disampaikan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaja saat memberikan pengarahan kepada para peserta Rakorwil II PPM Wilayah Bogor bertempat di Aula Tegar Beriman Kabupaten Bogor, Senin (17/12).
Rakorwil PPM diikuti oleh 200 peserta terdiri dari para pengurus PPM di Wilayah II Bogor. Topik ceramah Pangdam bertajuk “Memperkokoh Kesatuan dan Persatuan Guna Mencegah Runtuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Hadir dalam acara tersebut Aster Kasdam III/Siliwangi Kolonel Inf Rochadi, Kasrem 061/SK Letkol Inf Very Sudijanto, Kasiter Korem 061/SK, Dandim 0621/Kab Bogor, serta Ketua dan Pengurus PPM Wilayah II Bogor.
Lebih lanjut, Pangdam mengingatkan perjalanan 67 tahun Kemerdekaan Indonesia bukan perjalanan yang mulus, tetapi berliku dan penuh dinamika yang diwarnai oleh revolusi fisik, pemberontakan dan krisis ekonomi yang berdampak pada terjadinya reformasi. Kewajiban Mahasiswa bersama elemen bangsa sekarang adalah mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar menjadi Negara dan Bangsa yang maju dan sejahtera.
Ancaman pada era millenium ke tiga sekarang ini lanjut Pangdam, adalah perang dengan menggunakan kekuatan bersenjata bukanlah satu-satunya pilihan. Perang melalui penghancuran moral dan budaya bangsa adalah satu pilihan yang menarik dan menguntungkan. Alasannya menurut Pangdam di antaranya tidak memerlukan kekuatan senjata yang mahal, tidak beresiko timbulnya kematian akibat senjata dan sistem senjata serta tidak terjadi perang fisik karena proses penghancuran menyatu dengan kejadian normal kehidupan sehari-hari. “Juga memutuskan ikatan emosional kebangsaan dan norma-norma kemanusiaan, sehingga terjadi pembusukan dari dalam dan terjadi pertumpahan darah antara sesama anak bangsa”, jelas Pangdam.
Upaya-upaya mengatasi dan mengantisipasi ancaman tersebut menurut Pangdam adalah dengan terus mengimplementasikan Pancasila sebagai nilai moral bangsa, nilai budaya bangsa serta menanamkam semangat kebangsaan untuk rela berkorban bagi kepentingan bangsa, rasa senasib sepenanggungan serta mengokohkan soliditas aparat Negara dengan diawali menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri untuk mau berubah menuju yang lebih baik. (Pendam III/ Dispenad).
SUmber : TNI AD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar