Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit mengatakan, Indonesia akan meningkatkan kerjasama dengan China dalam bidang keselamatan maritim dengan langkah awal mengadakan latihan bersama antara dua negara.
Petugas berjaga di samping helikopter kapal SAR asal China MV Haixun 1 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (14/7). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) |
"Selama ini kerjasama Indonesia dalam keselamatan maritim dilakukan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Jepang. Ke depan akan ditingkatkan dengan China," kata Bobby dalam acara penyambutan kedatangan kapal patroli laut China Haixun 01, di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Minggu.
Bobby mengatakan China merupakan negara industri besar dan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidang maritim dan dibuktikan dengan kemampuan pembuatan kapal Haixun 01. Karena itu menurut dia, kerjasama dalam bidang keselamatan maritim akan ditingkatkan selain karena dua alasan tersebut, letak geografis China lebih dekat dengan Indonesia dibandingkan negara di Eropa dan Amerika Serikat juga menjadi pertimbangan.
"Misalnya mereka memiliki pengetahuan mengenai keselamatan navigasi dan maritim, kelayakan kapal, pembangunan kapal, dan mereka memiliki pengalaman dalam pertolongan pencarian korban di laut," katanya.
Ia menekankan kedatangan kapal Haixun 01 ke Indonesia akan dimanfaatkan dengan latihan bersama antara personil maritim kedua negara. Hal itu menurut dia merupakan salah satu bagian dari proses berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masing-masing negara dalam bidang keselamatan maritim.
"Kami akan lakukan latihan bersama pada 18 Juli terkait pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di laut dan setelah itu mereka melanjutkan pelayaran ke Myanmar," ujarnya.
Ia mencontohkan kerjasama Indonesia-China pernah dilakukan dalam program yang disebut Proyek-6 sebagai upaya rekonstruksi tujuh unit Fasilitas Pengiriman Alat Bantu Navigasi yang rusak akibat tsunami pada Desember 2004 di Aceh dan Sumatera Utara atau pantai utara pulau Sumatera, di Selat Malaka dan Singapura.
Sebelumnya Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchao mengatakan, negaranya telah berkontribusi senilai 1 miliar yuan (1 billion RMB) untuk membangun kerjasama maritim antara kedua negara melalui kerjasama keselamatan navigasi, keselamatan maritim, penelitian ilmiah kelautan dan perlindungan lingkungan, serta ruang pelacakan, telemetri dan kontrol.
"China dan Indonesia juga mempertahankan kerjasama yang erat dan koordinasi dalam multi bidang seperti Organisasi Maritim Internasional (IMO), Organisasi Hydrographic Internasional (IHO) dan Selat Malaka," katanya.
Bobby mengatakan, ditingkat kawasan kerjasama ASEAN-China dalam bidang maritim sudah dilakukan khususnya dibahas dalam Pertemuan ASEAN-China ke 15 pada 19 November 2012 di Pnom Penh, Kamboja dengan menekankan pada penguatana kerjasama semua sektor.
Namun ada tujuh area prioritas dalam kerjasama tersebut yaitu transportasi, pertanian, informasi dan teknologi komunikasi, pembangunan sumber daya manusia, investasi reksa, pengembangan Mekong, energi, budaya, periwisata, kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Liu Jianchao mengatakan China sudah berkontribusi senilai tiga miliar yuan (3 billion RMB) dalam membangun kerjasama maritim China-ASEAN. Kerjasama itu menurut dia, dalam bidang keselamatan navigasi, pencarian dan penyelamatan maritim. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar