Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku belum menerima laporan mengenai situs yang memuat 'panduan gerilya kota' di mana pembaca laman diajak untuk memerangi dan menggulingkan rezim kafir. Juru bicara Kominfo Gatot S Dewa Broto meminta publik melaporkan jika ada situs-situs yang dianggap berbau terorisme.
Polisi memerangi terorisme | ANTARA/Sigid Kurniawan |
Kominfo, imbuhnya, tidak mungkin bisa mengawasi semua situs di jagat maya yang jumlahnya jutaan. Salah satu cara Kominfo mengawasi situs-situs itu adalah dengan melibatkan masyarakat pengguna internet. "Melalui posko pengaduan 24 jam. Kami akan periksa semua situs yang diadukan," jelas Gatot.
Jika ragu apakah sebuah situs mengandung unsur terorisme, Kominfo meminta pendapat dari organisasi masyarakat keagamaan atau instansi terkait. Namun, Gatot menjamin, prosedur ini tidak memakan waktu lama. "Kan kita juga perlu lihat apakah situs ini hanya berisi dakwah saja? Kalau hanya dakwah lalu kami tutup aksesnya, bisa digugat Kominfo," kata dia.
Cara yang sama juga dipakai Kominfo untuk menyisir situs berbau porno dan situs lain yang melanggar undang-undang. Selain itu, Kominfo juga bekerjasama dengan institusi terkait.
"Misalnya, BPOM. Mereka rajin mengirim situs-situs yang menjual kosmetik dan obat ilegal. Dalam hitungan jam, kami langsung tutup aksesnya," jelas Gatot.
Diberitakan sebelumnya, sebuah situs, scribd.com, memuat ''panduan gerilya kota." Laman itu juga memuat cara membuat bom.
Deputi I BNPT Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi, Agus Surya Bakti menilai panduan buku setebal 112 halaman itu bisa diunduh dengan mudah oleh siapa saja dan dikhawatirkan bisa melahirkan benih-benih baru terorisme di tanah air.
"Panduan itu mengkhawatirkan, karena bisa menginspirasi masyarakat. Seharusnya Pemerintah segera menutup akses (laman) tersebut," kata Agus SB.
Agus menambahkan, propaganda melalui internet merupakan strategi kelompok teroris. Menurut Agus, Pemerintah masih lamban dalam menangani permasalahan terorisme, apalagi propaganda yang mereka sebar melalui internet. "Itulah kelemahan kita (Pemerintah), begitu tahu baru ditangani," katanya.
Sementara itu, laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar