Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Kamis, 05 September 2013
Langkah Terukur TNI Hadapi Separatis Papua
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Letjen Budiman, mengatakan kendati pendekatan kesejahteraan diterapkan di Papua, terhadap kelompok bersenjata pihaknya akan bersikap tegas.
Kasad juga mengaku telah menyiapkan langkah terukur guna membekuk kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka pimpinan Goliath Tabuni yang telah menewaskan anggota Satgas Yon 753, Pratu Andre, saat bertugas di Tinggi Nambut, Puncak Jaya, Papua, Sabtu (31/8) lalu.
"Tentunya kita ke dalam harus sudah introspeksi, mempersiapkan lebih baik lagi. Kemudian tentunya langkah-langkah untuk mengatasinya juga kita persiapkan secara baik," kata Budiman di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan langkah yang disiapkan TNI tersebut tentunya tidak bisa dipublikasikan. Budiman mengungkapkan optimismenya terhadap upaya yang dilakukan. "Dengan kondisi seperti sekarang ini, kita harus profesional dan penanganannya harus sangat baik," ujar dia.
Kasad memastikan bahwa tidak ada penambahan personel di Papua. "Kesiapannya pangdam sudah punya strategi, langkah-langkahnya," kata Budiman.
Anggota OPM
Sementara itu, Komandan Jenderal Komado Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, mengatakan pelaku penembakan yang menewaskan anggota TNI, Partu Andre, merupakan anggota OPM.
"Pelaku Organisasi Papua Merdeka (OPM)," kata Agus singkat di Gedung Urip, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu. "Kalau kita lihat, kelompok bersenjata itu kan sudah terang-terangan menyatakan dirinya," ucap Agus saat kembali menjawab pertanyaan bahwa Panglima TNI hingga saat ini masih menyebut penembakan itu dilakukan kelompok bersenjata.
Dalam kesempatan itu, Agus lalu menjelaskan bahwa tugas yang diemban oleh anggota TNI ada risikonya, apalagi yang bertugas di Papua. "Itu semua anggota yang sedang melaksanakan tugas ada risiko, namun kita sayangkan (adanya penembakan) itu," jelas Agus.
Saat diminta klarifikasi soal anggota TNI, Pratu Andre, bagian dari anggota Kopassus, Agus tidak menampiknya. "Kalau ke Papua itu bukan pakai nama Kopassus karena mereka itu di-BKO (perbantukan) di Kodam (komando daerah) jadi anggota Kodam," tandas Agus. (KJ)
tempat secara permanen 8 batalyon infanteri di daerah pegunungan Papua dan papua barat, dilengkapi 4 unit heli serang, 7 heli serbu, 5 unit heli angkut, panser, klinik mobile, pembangunan beberapa pos, masing2 pos dijaga oleh 15 org, disertai spd motor trail, peluncur roket, pembangunan bungker utk tempat penyimpanan BBM, Logistk sembako, alat2 medik, amunisi dan senjata cadangan, pembangunan gudang senjata utk tempat menyimpan senjata dan amunisi utama, penempatan truk dan mobil patroli anti peluru, pengadaan sel surya, mesin diesel, pembangunan PLTA, pembangunan PLTAngin, penempatan eksavator, pembangunan mess, pembangunan jaringan komunikasi dan jaringan internet, pembangunan ratusan pos, tiap2 pos dijaga setidak2nya oleh 20 orang, ditambah 2 dokter dn 4 org perawat, dan 4 asisten dokter,pengadaan alat komunikasi satelit, pembangunan jaringan satelit darat di pegunung2an papua, dan menara komunikasi, pengadaan rompi, dan helm anti peluru, pelindung siku tangan dan kaki serta lutut, pembangunan menara pos dengan dilengkapi lampu sorot anti kabut, pengadaan handy talkie, pengadaan mobil double gardan,
BalasHapus