Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Jumat, 11 Oktober 2013
Sutarman Diharapkan Mampu Memperbaiki Citra Polisi
Suksesi Kapolri yang telah beralih ke tangan Jenderal Sutarman. Tantangan terjal dan tak mudah sedang menunggunya. Beban beratnya adalah mengembalikan kepercayaan publik terhadap kepolisian yang penuh bau tengik korupsi. Tapi sangsi dan cemas masyarakat tetap saja tak mengendur terhadap komitmen pemberantasan korupsi di Polri karena baru saja permintaan Komisi Informasi Publik untuk mengungkapkan identitas dari 17 petugas yang diyakini memiliki rekening gendut diabaikan begitu saja. Celoteh Sutarman terhadap isu-isu tersebut akan menentukan apakah keragu-raguan publik itu salah.
Menurut pengamat politik Masdarsada, MSi, setiap pergantian pimpinan, lumrah muncul harapan-harapan baru untuk dituntaskannya masalah-malasalah penting yang belum terselesaikan oleh pimpinan sebelumnya.
“Secara khusus kecurigaan terhadap beberapa Perwira Polri yang mempunyai rekening gendut telah menjadi isu sejak sebelum Jenderal Timur Pradopo diangkat sebagai Kapolri.Pada masa Kapolri Timur Pradopo seolah-olah telah dibuat klarifikasi bahwa 17 Perwira yang rekeningnya gendut tersebut adalah perwira-perwira yang bersih,” katanya.
Menurut alumnus KSI Universitas Indonesia ini, Kapolri yang baru Komisaris Jenderal Polisi Soetarman seperti pendahulunya juga diharapkan bahkan ditantang untuk mengklarafikasi 17 perwira Polisi yang rekeningnya gendut tersebut benar-benar bukan koruptor, karena masyarakat masih meragukan klarifikasi yang dilakukan Polri di era Kapolri Timur Pradopo dengan pemicunya antara lain adalah kasus Irjen Polisi Pol Djoko Susilo, mantan Kakorlantas Polri.
“Jelas munculnya isu rekening gendut berarti masyarakat belum puas dengan klarifikasi Timur Pradopo dan Komisaris Jenderal Pol Soetarman dianggap memberikan harapan dapat dipercaya, karena dalam uji kelayakan Komisaris Jenderal Soetarman mengekspresikan dirinya jujur, tegas dan obyektif,” ujar peneliti senior di Lembaga Analisa Politik dan Demokrasi ini.
Intinya, ujar Masdarsada, Kapolri yang baru Komisaris Jenderal Soetarman dituntut untuk mengklarifikasi kembali bahwa para perwira yang mempunyai rekening gendut bukan koruptor. (GFI)
institusi yg paling sulit dipercaya bersih. Dari cara rekruit sampai naik karir nyaris semunya lewat pintu belakang. Setiap awal penggantian kapolri diawali dgn harapan yg tinggi dan ditutup dgn kekecewaan pada akhir masa karir. Rekening gendut tak akan pernah terungkap, pejabatnya naik mobil super mewah, yg dibawah menangkap pelanggar lalu lintas, korps yg dimaklumi bila anggotanya kaya raya
BalasHapustempat paling basah di Indonesia
BalasHapus