Indonesia turut dalam jajaran pencari pesawat maskapai Malaysia Airlines yang hilang. Keterlibatan Indonesia ini sesuai dengan permintaan pihak Malaysia pada Sabtu malam kemarin.
KRI MANDAU 621 & KRI LAYANG 805 |
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksama Pertama Untung Suropati, yang mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan lima kapal milik TNI. "Iya, kami mengirimkan lima KRI yang terdiri dari KRI corvette dan patroli cepat, serta satu pesawat udara intai maritim," kata Untung kepada VIVAnews, Minggu 9 Maret 2014.
Dia menambahkan kelima KRI dan satu pesawat intai itu sudah berangkat hari Minggu pagi ini dan diperkirakan telah tiba di lokasi titik terakhir pesawat melakukan kontak terakhir.
"Tadi, sekitar jam 10:00 hingga 11:00, saya dikabari kapal-kapal kita sudah melintasi garis batas utara Selata Malaka," kata dia.
TNI AL, ujar Untung, akan memfokuskan pencarian pesawat di Selat Malaka, Penang. Hal itu lantaran adanya informasi yang diperoleh dari Angkatan Udara Malaysia mengenai objek yang tidak dikenal ke arah barat laut.
"Namun, ini semua baru dugaan ya. Karena sebelumnya sempat disampaikan bahwa pesawat Malaysia Airlines diketahui memutar balik ke arah kiri menuju bandara tempat lepas landas," ujar Untung.
Ditanya soal kemungkinan pesawat ditemukan dalam keadaan selamat, Untung mengaku kemungkinan itu sangat kecil. Pasalnya, pesawat telah hilang dari pantauan radar selama lebih dari 24 jam. Kendati demikian, dia tidak ingin berspekulasi karena bangkai pesawat belum ditemukan.
Namun anehnya, ujar Untung, untuk pesawat secanggih Boeing 777-200 ER, di saat mengalami keadaan darurat malah tidak memancarkan sinyal darurat.
"Keanehan itu didukung dengan pernyataan tidak ada satu pun kapal laut, pesawat udara, atau stasiun pengawas yang berhasil menangkap sinyal darurat itu. Padahal, untuk kategori pesawat paling canggih di dunia, seharusnya saat mengalami crash landing dengan kekuatan tertentu, akan memancarkan sinyal darurat yang bisa ditangkap oleh bandara, kapal laut, dan pesawat udara," papar dia.
Indonesia bergabung dengan lima negara lainnya yakni China, Vietnam, Singapura, Filipina dan Amerika Serikat, yang sudah lebih dulu diterjukan ke lokasi untuk mencari pesawat yang memuat 227 penumpang dan 12 kru.
AS sendiri seperti menurunkan kapal perang penghancur kelas Arleigh Burke mereka ke perairan Vietnam untuk membantu pencarian . Misi pencarian itu juga melibatkan pesawat tempur, kapal fregat dan kapal selam. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar