Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskan pihaknya akan bersikap profesional dan netral selama pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman (ANTARA/Prasetyo Utomo) |
"Penyelenggara intelijen negara ingin mewujudkan Pemilu Presiden yang aman, jujur, dan adil. Langkah-langkah intelijen tersebut dilaksanakan secara profesional, obyektif dan akuntabel, serta tidak memihak pada pihak mana pun," katanya dalam keterangannya kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Penegasan Kepala BIN itu disampaikan menjawab pertanyaan mengenai posisi BIN dalam Pilpres. Sejumlah tim sukses calon presiden berasal dari mantan pejabat intelijen negara.
Menurut Marciano, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Negara menekankan kepadanya saat mengawali tugas bahwa tidak ada ruang bagi BIN untuk berbuat dan bertindak di luar perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang No.17 Tahun 2011, katanya, menjamin aspek profesionalitas, integritas, obyektivitas dan netralitas penyelenggaraan intelijen negara.
Pelaksanaan reformasi intelijen ini menjadi faktor pembeda yang nyata dalam penyelenggaraan intelijen negara dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Pada beberapa kali Pemilu lalu, intelijen sering dicurigai tidak netral dan mendukung salah satu peserta Pemilu. "Kini kami netral dan profesional," tegas Marciano.
Kepala BIN juga mengatakan untuk saat ini risiko terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas intelijen termasuk tidak netral dalam Pemilu, sangat kecil kemungkinan terjadi karena era demokrasi sangat tranparan dan akuntabel. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar