Drone atau pesawat tanpa awak merupakan alat pertahanan canggih yang ada saat ini. Drone tercanggih di dunia saat ini masih diproduksi Amerika Serikat (AS) dengan harga yang cukup mahal.
Drone LSU Buatan Lapan |
"Drone itu, Pak Jokowi mengatakan harganya Rp 3 triliun/unit. Mahal karena memang alat UAV pertahanan yang dibuat Amerika. Di Amerika dia bisa mengontrol sampai ke Afghanistan dan menghancurkan musuh," kata Laksamana (Purn) Tedjo Eddy di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (16/10/2014).
Sementara itu, Eddy mengakui, perusahaan lokal juga telah dapat memproduksi drone. Namun dalam hal teknologi, drone dalam negeri tidak secanggih AS.
"Kita ada industri dalam negeri yang mampu membuat drone dengan teknologi yang sudah ada. Mereka sudah hadir kemarin dan sudah diperlihatkan drone jaraknya baru 50 km, tetapi kan bisa dikembangkan," papar pria yang disebut-sebut jadi calon Menko Maritim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ini.
Walaupun teknologi drone dalam negeri masih terbatas, tetapi ia tetap bangga perusahaan lokal sudah bisa memproduksi drone. Apalagi dengan harga yang lebih murah, industri drone lokal dinilai akan semakin berkembang.
"Kita sudah bisa buat itu sehingga anggaran bisa dihemat," cetus Ketua Umum DPP Ormas Nasional Demokrat ini.
Drone atau pesawat tanpa awak di dalam negeri salah satunya sudah diproduksi oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Lapan sudah membuat pesawat tanpa awak atau disebut Lapan Surveillance Unmanned (LSU) Aerial Vehicle.
Lapan sudah memulai memproduksi pesawat tanpa awak sejak 2011, seiring pengembangan program penerbangan nasional. Pesawat tanpa awak pertama yang dibuat dan dikembangkan Lapan adalah jenis Lapan Surveillance UAV-01X.
Lapan Surveillance UAV-01X adalah jenis pesawat tanpa awak berukuran kecil yang membawa kamera seberat 1,5 kg. Cara menerbangkan pesawat ini cukup hanya dilempar dan dapat mengudara selama 30 menit sepanjang 40 km, dengan daya tinggi jelajah 500 meter.
Setelah itu, Lapan kemudian mengembangkan LSU 02 dengan ukuran dan tingkat daya jelajah lebih besar dibandingkan 01X. Teknologi yang digunakan juga jauh lebih tinggi dibandingkan 01X.
Lapan Surveillance Unmanned Aerial Vehicle-02 atau LSU 02 terbang sejauh 200 kilometer dengan kecepatan terbang mencapai 100 km/jam. LSU 02 memiliki bentang sayap 2.400 mm dengan panjang beda 1.700 mm. Pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk keperluan Airbone Remonte Sensing dengan tinggi daya jelajah 3.000 meter. (Detik)
mantap indonesia. ayo maju terus. ini adalah langkah awal ;-)
BalasHapusmantap yg mananya mksudnya,,yg beli ato yg ngembangin UAV nasional punya LAPAN?? kalo beli sangat tdk realistis krn 1 drone=3triliun=sngat mahal/boros krn sama dg harga 10 an pesawat sejenis cn235 produksi nasional kita yg bisa dipake surveillance cm seharga@250-300 milliar... bayangkan drone 3 milyar cm ckup dilawan dg rudal seharga beberapa miliar saja....=tdk efektif+boros+berpotensi melemahkan industri pertahanan dlm negeri
Hapusralat..1drone 3 T dilawan rudal beberapa milyar saja..... rakyat paham ini bagian dari pemenuhan janji kampanye kmrn soal drone...tp kedepan rakyat akan lbh bangga jika belinya ckup drone produk dlam negeri mskipun teknologinya msh dibawah AS...toh anggaran sisa bs untuk mengembangkannya.. lgian ahli drone dunia yg skrg di pertahanan jepang Mr.Josaphat kan orang indo bs suruh pulang dong
Hapusbeli global hawk 20 biji gitu... ini mah kelas kelas kacang goreng. ama heron aja durasi terbang udah kalah
BalasHapusBeli dron 3T.... Gila lu dron...!!!
BalasHapusNgga mikir apa...
sepertinya pak jokowi harus mulai menyaring masukan dari org2 dekatnya mana yg baik mana yg tdk baik. contohnya info mengenai tank leopard yg kt pak jokowi (info dari org terdekatnya) bisa merusak jalan krn terlalu, dan ternyata itu tdk terbukti.
BalasHapuspembelian global hawk sebanyak 3 unit dgn dana 12 trilyun apa mmg pilihan yg tepat? dgn uang sebanyak itu mnrt sy lbh baik dipakai utk membeli satelit yg bisa memantau lbh luas dan jg bisa dipakai utk mengrmbangkan drone dlm negri, sy yakin engneer2 indonesia bisa membuat spt globalhawk, asal ada dananya, krn jeroan drone yg canggih banysk tersedia di pasaran. klo sampai pak jokowi beli glibalhawk, akan mejadi pertanyaan buat dia yg srlama ini mendorong spy kita bs mandiri contohnya mobil esemka. jd bgmn pak jokowi?
hati2 pak jokowi, banyak broker alutsista di sekitar anda krn profit yg bisa diambil sangat besar sekali. pasti broker2 itu akan berusaha dgn segala cara mempengaruhi anda lewat org2 yg ada di dekat anda.
BalasHapusKalau hanya 3 triliun untuk beli Drone Buatan AS yang masih Tercanggih di Dunia, indonesia pasti mampu sampai membeli 8 Drone Buatan AS , indonesia pasti nya kaya raya. kaya minyak, kayak emas, logam logam ,besi,baja, tembaga, timah, almunium, stenlis, dan lainnya , hanya saja hasil bumi indonesia jangan di jual murah meriah ke luar negri, melainkan harus di pakai di indonesia. ini di media kan di BBC indonesia, voa indonesia, blomberg tv indonesia, knoeloge chanel. dll
BalasHapusdan semestinya uang indonesia menguat satu rupiah satu dolar. harus gimana cara harus di terapkan di bank indonesia supaya perkerja indonesia tidak seperti pekerja di ikat rantai seperti jaman indonesia di jajah jepang dan belanda
BalasHapus