Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Jumat, 19 Desember 2014
Kapal Thailand yang Kejar Nelayan Indonesia di Perairan Anambas
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas, Tarmizi menceritakan detil soal dikejarnya kapal nelayan lokal Anambas oleh kapal nelayan asal Thailand di Perairan Belidah, Kabupaten Kepulauan Anambas 8 Desember 2014 lalu. Menurut informasi yang dihimpun Tarmizi, kapal nelayan Thailand itu berbobot besar dengan mesin kapal yang jauh lebih modern dibandingkan kapal nelayan lokal.
"Kapal mereka lebih bagus dari kita. Kita yang punya laut, tetapi justru mereka bisa masuk ke laut kita lebih dalam," ungkap Tarmizi kepada detikFinance, Kamis (18/12/2014).
Dilihat dari kapasitas angkut ikan, menurut Tarmizi, kapal nelayan Thailand cukup besar, kira-kira 60 gross ton (GT). Sedangkan kapal nelayan Anambas berukuran kecil hanya 5 GT.
Tidak hanya itu, dengan daya mesin yang jauh lebih besar kapal nelayan Thailand kerap menunjukan manuver. Secara total, jumlah kapal nelayan Thailand yang berhasil dideteksi oleh nelayan Anambas saat itu sebanyak 6 kapal.
"Kita turunkan jangkar pada pukul 16.00 WIB, terlihat kapal Thailand berbondong-bondong datang ada 6 kapal yang datang saat itu. Lima kapal itu terus sedangkan 1 kapal berbelok ke kita dengan kecepatan tinggi, lalu kita kejar-kejaran hingga jam 22.00 malam. Sempat kita dibuat was-was," paparnya.
Namun akhirnya nelayan lokal Anambas berhasil meloloskan diri dengan mematikan lampu kapal dan bersembunyi di tempat pengeboran minyak di perairan Belidah, Anambas. Kejadian itu menimbulkan rasa panik yang luar biasa bagi nelayan Anambas.
Sejak kejadian itu, hingga sekarang nelayan Anambas belum berani menangkap ikan di atas zona laut 12 mil. Mereka menunggu kepastian keamanan dari TNI AL dan Dinas Perikanan dan Kelautan Anambas.
"Saya sebagai ketua sudah melaporkan ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan Pusat dan TNI AL. Kita meminta perlindungan," katanya.
Laut Anambas Kaya Tuna dan Kerapu
Praktik pencurian ikan (illegal fishing) di Perairan Anambas sudah terjadi sejak lama. Potensi perikanan di Laut Anambas memang berlimpah, mulai tuna hingga kerapu.
"Sumber ikan cukup banyak ada tuna, tongkol, tenggiri, kakap, hingga kerapu," ungkap Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas Tarmizi kepada detikFinance, Kamis (18/12/2014).
Potensi perikanan yang cukup berlimpah belum dikelola sepenuhnya oleh negara. Tarmizi mengatakan penangkapan ikan oleh nelayan lokal di Perairan Anambas masih minim.
"Sumber tangkapan cukup besar tetapi kegiatan tangkap nelayan lokal masih minim. Maka disebut Anambas itu intan di barat yang masih tenggelam," katanya.
Karena itu, banyak kapal nelayan asing yang justru menangkap ikan di Perairan Anambas. Tidak hanya Thailand, nelayan dari Malaysia dan Vietnam kerap mampir dan menangkap ikan di laut ini.
"Untuk wilayah Anambas kapal asing tidak hanya dari Thailand. Tetapi ada juga dari Malaysia dan Vietnam," jelasnya. (Detik)
katanya TNI AL sudah di belikan radar dan di bikinin PKR&KCR dari PT.PAL,nah knpa lautnya masih gak aman,hadeeww...
BalasHapusnanti kapal thaland yg curi ikan pasti di tenggelamkan bila ketemu patrol tni al
BalasHapusTni saja pernah di culik dan di bunuh, apalagi nelayanya.. Sedangkan thailand, Nelayannya saja gagah berani apalagi tentaranya. Mending jngan gagah2an dl lah kalau msh gk berani berantem.
BalasHapus