Kekuatan laut (sea power) atau dapat disebut juga kekuatan maritim (maritime power) sangat berguna dalam menjaga stabilitas dan integritas NKRI di tengah tingginya ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Laksdya TNI Ade Supandi (Foto: Dok Pribadi) |
Kasum TNI, Laksdya TNI Ade Supandi kepada JMOL beberapa waktu lalu menyampaikan pentingnya hal tersebut untuk menjaga kesinambungan NKRI.
“Indonesia harus memiliki kesiagaan dan kemampuan untuk dapat mengendalikan lautnya serta memproyeksikan kekuatannya melalui laut dalam rangka memelihara stabilitas dan integritas NKRI” ujar Ade.
Menurutnya, kekuatan laut atau kekuatan maritim itu sangat berkorelasi dengan strategi maritim dalam design kepentingan nasional sesuai dengan undang-undang. Dari penjabaran itu akan menghasilkan suatu output yaitu keamanan maritim. .
“Walaupun kepentingan nasional sebenarnya telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2008 tentang kebijakan umum pertahanan negara, namun yang lebih diperlukan saat ini yaitu penegasan secara politik agar isu keamanan maritim dapat dipersepsikan sebagai ancaman dan tantangan terhadap kepentingan nasional Indonesia,” tukas Ade.
Akan tetapi kondisinya saat ini ialah Indonesia belum mempunyai strategi maritim nasional sehingga menyulitkan untuk merumuskan langkah-langkah apa yang harus ditempuh oleh aktor-aktor keamanan maritim dalam rangka mengamankan kepentingan nasional. Semakin kompleksnya isu keamanan pada domain maritim jelas semakin diperlukannya suatu strategi nasional yang jelas dan kokoh
Lebih lanjut, Ade menjelaskan bahwa isu-isu keamanan maritim masih dominan di kawasan dalam beberapa tahun mendatang. Dengan demikian, restrukturisasi manajemen keamanan maritim hendaknya memperoleh prioritas utama dari pemerintah.
“Restrukturisasi manajemen keamanan maritim dapat dilakukan melalui penyederhanaan aktor yang berkecimpung di laut sehingga pihak internasional yang terkait erat dengan bidang maritim tidak merasa kesulitan dalam mencari counterpart-nya Indonesia,” katanya.
Maka dari itu, Mantan Asrena Kasal ini merupakan salah satu yang mendukung terbentuknya Bakamla atau badan yang mengurusi keamnan di laut yang bersifat satu pintu dan satu komando.
Alasan itu dicetuskan karena keamanan perairan Indonesia menjadi salah satu barometer stabilitas keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara. Dari Sembilan choke points strategis yang ada di dunia, empat diantaranya berada di perairan Indonesia. Sehinngga, kondisi geografis sangat berimplikasi pada dominannya isu-isu politik dan kemanan yang terkait dengan domain maritim.
“Oleh karena strategisnya domain maritim dalam geopolitik kawasan, Indonesia hendaknya senantiasa selalu mengikuti dinamika yang terjadi pada domain tersebut. Jika dikaitkan dengan globalisasi, peran domain maritim sangat vital karena lebih dari 90 persen perdagangan dunia melintasi lautan,” tambahnya.
Menurutnya, kini waktunya bangsa Indonesia membangkitkan kembali kesadaran bahwa laut harus dipandang sebagai kesatuan wilayah, sumber kehidupan, media perhubungan utama, wahana merebut pengaruh politik, dan wilayah utama penyanggah pertahanan. Dihadapkan dengan letak geografisnya, Indonesia mempunyai kewajiban yang sangat besar dalam menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran internasional terutama di corong-corong strategisnya. (JMOL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar