Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Minggu, 28 Desember 2014
Proxy War Negara Adikuasa Terhadap Republik Indonesia Jilid 1
Prediksi beberapa pengamat politik yang pesimis, bahwa Pemilu di Indonesia tahun 2014 akan gagal dan berakhir dengan chaos, desintegrasi NKRI menjadi beberapa negara kecil pada tahun 2015, sampai sekarang tidak terbukti, walau iklim politik di Indonesia masih belum kondusif bagi kelancaran roda pemerintahan Jokowi-JK yang menang Pemilu 2014.
Walau Koalisi Indonesia Hebat pendukung Jokowi-JK sudah berdamai dengan Koalisi Merah Putih penduklung Prabowo-Hatta Rajasa di DPR RI, tapi iklim konfrontasi di DPRD Provinsi masih belum selesai. Demikian juga Presiden Jokowi lewat Sekab Andy Wijayanto telah mengeluarkan perintah kepada para menteri dan pejabat setingkat menteri, agar menunda rapat kerja dengan pihak DPR RI sampai kondisi DPR RI solid dan kondusif.
Demikian juga pihak DPR RI sudah melakukan upaya awal untuk mengajukan interpelasi pada pemerintahan Jokowi- JK atas penaikan BBM, yang banyak didemo masyarakat luas, juga dikritik secara keras dan tajam oleh Kwik Kian Gie, tokoh Senior PDIP yang juga tidak setuju kebijakan penaikan harga BBM sekarang ini…, membuat iklim politik menjadi memanas lagi…
Para pengamat politik dan pakar strategi Global, mengindikasikan bahwa semua gonjang ganjing iklim politik di Indonesia adalah akibat dari “SERANGAN PROXY WAR DARI NEGARA ADIKUASA DI DUNIA INI, YANG INGIN MENGUASAI INDONESIA TANPA MELAKUKAN INVASI ATAU PERANG KONVENSIONAL SEPERTI INVASI KE IRAK DAN NEGARA TIMUR TENGAH LAINNYA…”
Apakah deteksi dari para pengamat politik dan pakar ilmu strategy global negara adikuasa di dunia ini sebuah fakta nyata ataukah hanya sebuah ilusi dan paranoid, marilah kita dengar dan kaji dengan cermat hasil diskusi akademis yang dikeluarkan oleh :
1. Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 10 Maret 2014:
Proxy War dapat dilakukan pihak asing terhadap Indonesia dalam bentuk:
Menjadikan Indonesia sebagai pasar produk pihak asing. Menghambat pembangunan dan pengembangan kwalitas Sumber Daya Manusia Indonesia agar kalah bersaing dalam era Pasar Bebas Dunia. Merekrut generasi muda Indonesia dengan indoktrinasi disertai fasilitas pendidikan dan materi, agar mau jadi agen negara asing, agar kalau mereka jadi pemimpin bangsa Indonesia dikemudian hari, akan bisa dikendalikan oleh pemerintah negara asing tersebut.
Negara asing akan melakukan investasi besar besaran di bidang industri strategis, agar menguasai sektor industri strategis di Indonesia (Migas, Pertambangan, Listrik, Komunikasi, Satelit, Alat Utama Sistem Senjata Militer RI, Saham Bluechip, dll).
Pihak asing berusaha menciptakan Pakta Pasar Bebas Regional dan Dunia, agar produk lokal Indonesia menjadi tertekan dan hancur. Melakukan penetrasi, penyusupan, suap, kolusi dengan pihak anggota legislatif Indonesia, agar produk hukum strategisnya akan menguntungkan pihak asing.
Menciptakan kelompok teroris di Indonesia, agar dengan dalih untuk memerangi Terorisme dunia, pihak asing dapat leluasa melakukan intimidasi dan campur tangan masuk ke Indonesia dengan dalih untuk menghancurkan terosrisme dunia.
Membeli dan menguasai media massa, baik cetak maupun elektronik, untuk membentuk opini publik yang menguntungkan pihak asing. Menguasai industri teknology komunikasi tingkat tinggi, seperti satelit komunikasi dan sateli mata mata, agar dapat menyadap dan memonitor seluruh percakapan pejabat penting Indonesia, juga lokasi kekuatan militer Indonesia, serta kekayaan tambang Indonesia.
Memecah belah dan mengahancurkan generasi muda Indonesia dengan Narkoba, pergaulan seks bebas, budaya konsumtif, bermalas malasan..
2. Universitas Brawijaya, memberikan hasil diskusi tentang Proxy War di Indonesia, hampir sama dengan hasil dari Universitas Indonesia.
3.Hasil Diskusi ilmiah Institut Teknology Bandung, juga hampir sama.
4. Hasil diskusi ilmiah dari Lembaga Ketahanan Nasional jakarta, 19 Juni 2014, juga hampir sama.
Kesimpulannya, menurut KASAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dalam bukunya yang berjudul: “PERAN PEMUDA DALAM MENGHADAPI PROXY WAR“, Proxy War adalah sebuah konfrontasi antara dua negara yang menggunakan “Peran Pengganti/boneka/antek antek”, dalam berkonfrontasi dan memenangkan konfrontasi, agar tidak berkonfrontasi secara frontal, terbuka dan berisiko kehancuran yang fatal.
Biasanya pihak yang dijadikan boneka/antek dalam Proxy War, adalah LSM, Ormas, Kelompok Masyarakat ataupun tokoh masyarakat perorangan, yang eksis dinegara sasaran, yang memiliki kemampuan dan jaringan luas dan pengaruh kuat dikalangan masyarakat negara sasaran…tapi mereka bisa dibeli dan mau menghianati bangsanya untuk mendapatkan kekuasaan, jabatan dan kekayaan dari pihak negara penyerang.
Melalui Proxy War ini, tidak dapat dikenal dengan jelas siapa lawan dan siapa kawan, karena negara penyerang mengendalikan “Boneka/Non State Actors” ini dari luar negeri. Negara penyerang akan membiayai semua dana operasi dan imbalan bagi para non state actors ini, dengan syarat mereka mau melakukan semua keinginan penyandang dana Proxy War ini.
Apakah indikasi bahwa Proxy War telah terjadi di Indonesia?…tunggu posting edisi ke2 Serial Proxy War. (JKGR)
NB:buah tangan Tirtaamijaya.
*Dikirim oleh: adinn odzjie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar