Radar yang dimiliki TNI Angkatan Udara (AU) hingga saat ini masih minim. Akibatnya pertahanan udara dan laut Indoensai belum maksimal. Karena objek yang berada di radius ratusan kilometer tidak terdeteksi.
Anggota TNI-AU di Komando Pertahanan Udara Nasional memantau wilayah udara nasional untuk mendeteksi secara dini pesawat asing yang memasuki wilayah nasional. | Foto : antara |
Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU), Marsekal Madya TNI Agus Supriatna, mengatakan, TNI AU berusaha semaksimal mungkin menjaga kawasan terluar Indonesia. Namun semua akan maksimal jika Indonesia memiliki radar yang mencukupi. “Selama ini kami masih kekurangan radar, itu sangat diperlukan untuk memperkuat pertahanan udara di wilayah NKRI. Kami berharap pasokan radar dapat dipenuhi secepatnya oleh Pemerintah,” kata Agus di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/2/2015).
Menurut dia, TNI AU membutuhkan 32 radar untuk mendeteksi objek-objek di udara dan laut pada daerah jangkauan radius ratusan kilometer. Selain itu, radar ini berguna untuk mendeteksi kehadiran pesawat asing di wilayah Indonesia. "Tahun ini kami sudah ajukan agar ditambah. Tahun ini akan ada penambahan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, untuk mengamankan seluruh wilayah, Indonesia membutuhkan 32 radar. “Saat ini masih kurang 12 tapi sudah ada tambahan dua, mungkin kurang 10 lagi,” katanya.
Agus mengakui, anggaran yang dimiliki untuk pengadaan radar masih terbatas. Namun dirinya berharap pemerintah menjadikan keperluan radar sebagai prioritas. “Kami berharap pemerintah secepatnya dapat memprioritaskan pelengkapan radar bagi TNI AU, ini sangat penting untuk memperkuat wilayah NKRI dari gangguan asing,” ujarnya. (Metro)
iya benar kita perlu radar yg banyak krna wil kita luas dr sabang ke papua...ibarat rumah gak ada palang pintunya orang asing dan tetangga masuk slonong seenaknya..huft..jdi kecewa nih..uang di korupsi pejabat melulu smpai kita kurang radar.
BalasHapus