Insiden pembakaran kios dan mushala di Tolikara, Papua, Jumat (18/7/2015), dikhawatirkan memicu gerakan radikal di Indonesia. Polri pun mengantisipasi hal tersebut.
Antisipasi pertama, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti berpesan kepada umat Islam di seluruh Indonesia tak terpancing atas insiden itu. Ia meminta masyarakat mempercayakan pengusutan insiden itu ke Polisi.
Kapolri Jenderak Badrodin Haiti |
"Kedua, kita 'sounding' ke Polda-Polda seluruh Indonesia untuk bergerak ke ulama-ulama di wilayah masing-masing, berkomunikasi agar mereka pun tidak terpancing," ujar Badrodin saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2015) sore.
Selain itu, Badrodin juga meminta para kepala satuan wilayah (Kasatwil) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengamanan di titik-titik rawan. Ia pun meminta masyarakat waspada terhadap lingkungan sekitar.
Badrodin menegaskan, jajarannnya bakal membuktikan keseriusan mengusut kasus ini dengan menghukum para pelaku pembakaran dan perusakan kios serta mushala. "Siapa yang salah, pasti kita tindak," ujar Badrodin.
Kini, Polda Papua telah memulai penyelidikan untuk mengusut pelaku. Polisi memeriksa sejumlah saksi dari pihak yang diserang dan pihak yang diduga menyerang dan merusak.
Seiring dengan penyelidikan, Kasatwil Polri di Papua diperintahkan untuk mencegah supaya insiden itu tidak meluas ke daerah lain. Demi mencapai hal ini, kepolisian kerjasama dengan stakeholder lain, mulai dari TNI, tokoh agama dan adat di Papua.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok orang yang diduga adalah jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menyerang mushala Baitul Mutaqin di Tolikara, Papua, tepat saat umat Islam setempat melaksanakan shalat ied, Jumat pagi. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar