Pemerintah Indonesia telah membuka diri untuk menerima bantuan dari negara lain guna penanganan bencana kabut asap.
Salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini yakni pesawat berkapasitas besar yang akan digunakan untuk melakukan pengeboman air atau water bombing.
Helikopter MI-171 milik BNPB parkir di base ops Landasan Udara Palembang menunggu jarak pandang membaik, Palembang, Sumsel, Senin (28/9/2015) (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi) |
"Pesawat yang berkapasitas besar, terutama itu saja," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 28 September 2015.
Menurut Sutopo, secara kewenangan jika pun Indonesia berkehendak melibatkan negara lain, maka BNPB tak bisa berbuat banyak.
Sebab BNPB hanya sebagai pelaksana. "BNPB ikut saja dengan pemerintah soal bantuan asing," katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla seperti dikutip dalam laman Sekretariat Kabinet mengungkapkan bila kini Indonesia bersedia dibantu oleh negara lain untuk penanganan kabut asap.
“Silahkan saja kita terbuka (Dengan negara lain)," kata Kalla.
Sekolah Diliburkan
Sementara itu, akibat bencana kabut asap di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Kondisi kualitas udara di daerah ini terus memburuk.
Karena itu untuk mengantisipasi dampak lanjutannya, terhitung Senin 28 September hingga Kamis 30 September 2015, seluruh sekolah diliburkan mulai dari tingkat Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
"Ini tahap kedua (diliburkan). Ini instruksi walikota Pontianak," kata Wakil Kepala SDN 01 Pontianak Selatan Juanda, Senin 28 September 2015.
Meski begitu, kebijakan libur ini tak berlaku bagi para tenaga pengajar. Sebab para guru dibutuhkan untuk membahas persiapan ujian para siswa.
"Guru tetap masuk seperti biasa. Karena kita masih menyelesaikan pekerjaan. Dan persiapan ujian tengah semester," katanya. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar