Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Selasa, 21 April 2015
Indonesia Tawarkan Senjata dan Seragam Militer ke Kamboja
Usai berbicara di pembukaan Pertemuan Tingkat Tinggi Pengusaha Asia Afrika (AABS) 2015, Presiden Joko Widodo sudah dikejar dengan jadwal pertemuan bilateral. Usai bertemu Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah, mantan Gubernur DKI Jakarta kemudian bertemu dengan PM Kamboja, Hun Sen.
Ditemui di gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan pada Selasa, 21 April 2015, Jokowi menyampaikan PM Hun Sen berterima kasih kepada Indonesia. Sebab, Indonesia telah melatih hampir 6.000 tentara Angkatan Udara dan pasukan pengamanan tamu VVIP di Phnom Penh tahun 2009 lalu.
"Total hampir 6.000 orang yang kami latih. Ke depan, saya tindak lanjut dengan menawarkan seragam dan senjata militer ke Kamboja. PM Kamboja menyatakan tawaran itu akan ditindaklanjuti," kata Jokowi.
Ribuan prajurit Marwiltim lepas Mayjen Faridz Washington
Ribuan prajurit Korps Marinir Wilayah Timur (Marwiltim) melepas Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington yang akan menyerahkan jabatan Komandan Korps Marinir kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana.
Didampingi Ketua Gabungan Jalasenastri Korps Marinir Ny. Mediastuti Faridz Washington, orang nomer satu pada Korps Marwiltim itu memimpin apel khusus prajurit Korps Marwiltim di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa.
Dalam apel khusus yang berbeda dengan apel-apel sebelumnya itu, ia berpamitan kepada seluruh prajurit Korps Marinir di wilayah timur, karena dalam waktu yang tidak lama lagi akan menyerahkan jabatan Dankormar.
Di depan ribuan prajurit Korps baret ungu, Komandan Korps Marinir mengaku sangat bangga terhadap prajurit Korps Marinir wilayah timur yang telah memberi warna tersendiri bagi kejayaan Korps Marinir.
Kisah Persahabatan Bung Karno dan Che Guevara Usai KAA 1955
Sebagai penggagas Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955 silam, Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam percaturan Internasional. Indonesia menunjukan kemandirian terutama saat dunia terbelah dalam perang dingin antara Blok Timur dan Barat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (20/4/2015), Indonesia secara konsisten memperjuangkan kemerdekaan bagi negara-negara di Asia dan Afrika serta menolak penjajahan.
Jauh di belahan Amerika Latin, tepatnya di Kuba, tokoh revolusi Che Guevara yang baru saja menumbangkan rezim diktator Batista merasa terpanggil untuk menjalin persahabatan dan bertemu pemimpin negara-negara penandatangan Dasasila Bandung, terutama Indonesia.
Che Guevara pun memimpin delegasi dan terbang menuju berbagai negara seperti Uni Emirat Arab, Jepang, Thailand, hingga akhirnya ke Indonesia. Selama rentang Juli hingga Agustus 1959, Che berada di Indonesia dan bertemu Presiden Sukarno.
R-80, Pesawat Buatan Indonesia 'Kejutan' untuk Dunia?
Mesin Allison menderu kencang, 2 baling-baling berputar cepat, sebuah pesawat putih, dengan warna biru di perutnya, mengambil posisi take off setelah berputar 180 derajat di ujung landasan. Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat diliputi suasana tegang kala itu. Sejumlah mobil pemadam kebakaran disiagakan, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Selang beberapa menit, burung besi dengan berat kosong 13.660 kg pun melaju sangat kencang, mendongak, dan kemudian mengangkasa dengan anggun. Dipandu CN-235 yang lepas landas lebih dulu.
Pesawat itu adalah N-250 Gatotkaca. Namanya diambil dari tokoh pewayangan yang konon punya kesaktian luar biasa: otot kawat balung wesi (berotot kawat dan bertulang besi). Ia juga mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap.
Dan ketika Sang Gatotkaca mengangkasa di atas Kota Bandung, ketegangan sirna. Kegelisahan orang-orang yang ada di sana berganti senyuman. Semua bertepuk tangan. Tak sedikit yang mengucurkan air mata.
Penembak Jitu Amankan Pelaksanaan KAA
Penembak jitu (sniper) TNI saat berjaga mengawasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (20/4). Dua puluh tujuh ribu personel TNI dikerahkan untuk menjaga keamanan KAA ke-60 di Kota Jakarta dan Bandung. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Senin, 20 April 2015
TNI AL Tambah 4 Pesawat Latih Bonanza G36
TNI Angkatan Laut terus meningkatkan kemampuan prajurit udaranya dengan menambah pesawat latih. Hari ini, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda mendapatkan 4 buah pesawat latih dasar Bonanza G36 yang diserahkan langsung KSAL Laksamana TNI Ade Supandi.
Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama Sigit Setiyanta mengatakan, pesawat latih yang akan tergabung dalam skuadron 200 wing Udara I Puspenerbal di Surabaya merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan TNI AL berdasarkan Minimum Essential Force hingga tahun 2024.
"Pesawat latih dasar ini akan digunakan untuk mendidik calon-calon penerbang TNI AL sebelum mengoperasikan pesawat operasional," katanya pada wartawan di Base Ops Lanudal Juanda, Senin (20/4/2015).
Pengamat Maritim : Indonesia Pantas Memiliki Visi Poros Maritim
Pengamat pertahanan dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati menyatakan bahwa Indonesia pantas memiliki visi poros maritim dunia. Hal itu diungkapkannya saat ditanyai mengenai langkah strategis Indoensia dalam menyambut KTT Asia Afrika beberapa waktu lalu.
“Indonesia memang pantas memiliki visi atau cita-cita menjadi poros maritim dunia. Maka dari itu pemerintah harus memiliki grand design yang jelas dan sudah melalui pembahasan materiil maupun kebijakan yang komprehensif,” kata Nuning biasa akrab disapa.
Menurutnya, kepantasan itu diukur dari letak geografis dan kekayaan SDA laut yang melimpah serta banyaknya pulau yang dimiliki dan telah memperlihatkan suatu identitas sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
“Alasan pertama sebagai negara maritim besar karena kondisi geografisnya memiliki posisi silang strategis yang menjadi poros pelayaran dunia. Dan kedua, sebagai negara kepulauan yang kaya raya akan sumber daya alamnya dengan jumlah pulau lebih dari 17,000 dan potensi sumber daya hayati yang luar biasa telah mendukung makna poros maritim dunia,” tuturnya.
TNI AL bakal tenggelamkan kapal Vietnam
TNI Angkatan Laut bakal menengelamkan kapal nelayan asal Vietnam karena melakukan pencurian ikan di wilayah perairan teritorial Indonesia.
"Berdasarkan arahan pimpinan, dalam waktu dekat ini kapal nelayan asing ini ditengelamkan di perairan Natuna," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Bangka-Belitung Kolonel Laut (P) Hendra Kesuma di Pangkalpinang, Senin.
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam operasi keamanan laut dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) berhasil menangkap kapal nelayan dari Vietnam di perairan Natuna.
"Nelayan asing ini sudah melanggar batas wilayah, izin penangkapan ikan, karena beroperasi di di laut teritorial," ujarnya.
Intelijen TNI harus miliki kapabilitas
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan, intelijen TNI harus memiliki kapasitas dan kapabilitas, kemampuan keuangan negara belum ideal untuk membangun arsitektur Intelijen TNI yang perkasa.
"Intelijen TNI harus memiliki kapabilitas," kata Moeldoko, pada pembukaan Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen TNI Angkatan II Tahun 2015, di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur, Senin.
Seturut keterangan pers Pusat Penerangan TNI diterima di Jakarta, Senin, dia mengatakan, pembentukan Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen TNI ini diharapkan dapat meningkatkan sinergitas dan konsolidasi seluruh jajaran intelijen TNI. Juga untuk mengeliminasi ego sektoral.
Ahok Wacanakan Rekrut TNI Jadi Honorer, Bagaimana Nasib Satpol PP?
Perekrutan personil TNI dan Polri sebagai tenaga hororer Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menimbulkan tanda tanya seputar nasib personil Satuan Polisi Pamong Praja. Terkait hal tersebut, Komisi A DPRD DKI berencana akan memanggil pejabat Pemerintah Provinsi DKI untuk menjelaskan hal tersebut.
Ahok Wacanakan Rekrut TNI Jadi Honorer |
Sebagai informasi, para aparat Satpol PP DKI saat ini berstatus pegawai tidak tetap (PTT). Dengan demikian, mereka tidak terikat status kepegawaian layaknya pegawai negeri sipil (PNS).
"Sampai saat ini, kita belum tahu latar belakang kenapa gubernur mau melibatkan TNI-Polri. Padahal ada Satpol PP. Ini makanya harus ditanyakan," kata Ketua Komisi A Riano Ahmad, di Gedung DPRD DKI, Senin (20/4/2015).