Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Jumat, 12 Februari 2016
Prajurit Paskhas Bangga Ddengan Latihan Dopper
Latihan dopper menggunakan senjata api berisi peluru tajam merupakan aktivitas biasa di kalangan TNI. Bukan maksud memamerkan aksi kekerasan, bukan pula sengaja mengumbar tindakan brutal. Bagi prajurit Paskhas TNI AU, dihujam bertubi-tubi tembakan di samping kiri kanan tubuh justru menyimpan kesan tak terlupakan.
"Dopper itu latihan wajib yang harus diikuti prajurit Paskhas saat masa Pendidikan Komando. Nah, latihan dopper ini merupakan masa-masa kebahagian bagi prajurit Paskhas," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Korps Paskhas Letkol Sus Rifaid di Markas Komando (Mako) Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/2/2016).
Selama lima bulan mengikuti Pendidikan Komando, sambung Rifaid, prajurit baret jingga dari golongan perwira, bintara dan tamtama, sudah pasti merasakan langsung desingan suara tembakan serta berjumpa peluru tajam di hadapan mata. Latihan dopper berlangsung menjelang akhir pendidikan.
"Memang latihan dooper ini menguji mental. Namun prajurit Paskhas harus bertekad satu langkah ke depan, ngapain harus mundur menjadi prajurit Paskhas gara-gara kegiatan (latihan dopper) sepele ini. Begitulah rasa bahagianya," tutur Rifaid.
Dia menjelaskan, selama ini tidak ada peserta yang mengundurkan diri karena menolak ikut latihan dopper. Kondisi tersebut membuktikan prajurit Korpaskhas memang benar-benar memiliki rasa percaya diri tinggi dan berani.
Rifaid menegaskan, tentu saja latihan dopper berdampak terhadap prajurit sewaktu menghadapi pertempuran sesungguhnya di medan perang. "Musuh boleh tahu apa yang kita miliki, tapi musuh tidak akan pernah tahu apa niat dan keinginan kami," ujarnya.
"Latihan dopper besar sekali manfaatnya. Sebab prajurit Paskhas mentalnya sudah terbentuk dengan mengikuti materi pendidikan berupa latihan dopper ini. Kondisi seperti itulah membuat kami berani dan ksatria," kata Rifaid menambahkan.
Lebih lanjut Rifaid menuturkan, sepanjang latihan dopper di lingkungan Korpaskhas, hingga kini tidak pernah terjadi insiden prajurit terkena tembakan peluru tajam yang dimuntahkan penembak.
"Belum pernah ada sampai sekarang. Buktinya tiap tahunnya tetap ada dopper," ucap Rifaid. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar