Sabtu, 06 Oktober 2012

Kasad: Pilih Heli Tempur Yang Murah Tapi Kualitas Baik


KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat keputusan final soal pemesanan heli serang Apache. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Puspenerbad sebagai operator heli tersebut.

foto : angkasa.co.id

"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).

Pramono juga  memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik dan masukan terhadap alutsista-alutsista terbaru yang akan dipesan TNI AD. Hal ini terkait dengan upaya TNI AD yang terus menggenjot program modernisasi alutsistanya.

"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.


Beberapa alutsista yang telah dipesan TNI AD diantaranya Tank Leopard RI dari Jerman, roket MLRS Astros II, Fennec AS 550, dan teropong Trijicon untuk senapan SS 2 yang dipakai oleh Infanteri,

Dalam program modernisasi tersebut TNI AD berprinsip untuk memprioritaskan produk-produk buatan dalam negeri. TNI AD terus mendorong pihak-pihak terkait seperti PT Pindad dan PT DI untuk bisa mengembangkan produknya masing-masing hingga dapat digunakan oleh internal AD.

Pramono juga menjamin transparansi dalam pemilihan rekanan dan penggunaan budget. “Rekanan tetap kita pakai tapi kita pilih yang paling masuk akal harganya,” tegasnya.


Sumber : Angkasa

4 komentar:

  1. Menurut saya, Indonesia perlu untuk membeli Apache terbaru 2 skuadron, kemudian satu atau dua buah dipreteli untuk penelitian... hasilnya untuk memproduksi gandiwa, elang hitam ( black hawk), dll... TNI kuat, teknologi Indonesia juga hebat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi jangan bilang sama amrikn kalau apachenya dipreteli....

      Hapus
  2. kenapa sampai saat ini indonesia belum memiliki kapal induk ???
    Secara Indonesia itu adalah negara kepulauan terbesar di dunia ...
    jika kapal induk tidak, paling tidak fregatnya diperbanyak ...
    Agar meminimalisir kejahatan dari luar yang ingin masuk ke Indonesia melalui jalur laut ...
    NAH, ITU BARU DARI LAUTNYA ...
    BELUM LAGI DARI DARAT & UDARANYA ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya Indonesia saat ini tidak perlu kapal induk, TNI tidak menganut sistem opensip seperti Amerika, dan Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana pulau2 terluar bisa dimanfaatkan untuk markas,pertahanan wilayah terluar atau pangkalan militer, kapal induk juga membutuhkan biaya perawataan dan operasional yang tinggi.

      Untuk kapal fregat dan KS memang masih harus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya, negara seluas ini sangat membutuhkan kapal tempur yang mumpuni.

      Hapus