Rabu, 31 Oktober 2012

Kehebatan Pesawat CN-295 Buatan PT.Dirgantarai Indonesia dan Airbus Military


TNI Angkatan Udara memperbarui armadanya dari Fokker 27 menjadi CN-295. Sudah ada 2 pesawat CN-295 yang tiba dari 9 pesawat yang dipesan TNI AU. Pesawat ini juga penanda kebangkitan industri dirgantara Indonesia pasca krisis ekonomi tahun 1998.

Kehebatan Pesawat CN-295 Batan PT.Dirgantarai Indonesia dan Airbus Military

Pesawat ini adalah pesawat pengembangan dari pesawat CN-235 yang menangguk sukses di pasaran sejak diluncurkan tahun 1983, terbanyak digunakan di Turki, 61 pesawat. CN-235 merupakan proyek Casa, pabrikan pesawat Spanyol dan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Indonesia. Pesawat CN-295M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga CN-295M merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. CN-295M mampu membawa sampai dengan total sembilan ton kargo atau kurang lebih 71 personel.

Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan jelajah maksium 260 Knot (480 Km/Jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 Knots (203 Km/Jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/ Short Take Off & Landing) yaitu 670 m/2.200 kaki dengan berat tertentu. “Kemampuan Pesawat C-295 M dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban oleh skadron Udara 2,” ujar Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Silaen di sela-sela penyerahan pesawat tersebut dalam dalam siaran pers TNI AU, Kamis (4/10/2012).

Lebih lanjut ia mengatakan bawa kemampuan pesawat ini di antaranya: melaksanakan angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, serta penugasan militer maupun misi kemanusian lainnya. Pesawat ini akan ikut beratraksi pada HUT TNI 5 Oktober 2012 hari ini di Halim Perdanakusumah.

CN, adalah singkatan dari Casa Nusantara. Casa yang kependekan Construcciones Aeronauticas SA adalah pabrikan pesawat dari Spanyol, yang sekarang menjadi EADS CASA,cabang dari perusahaan induk dirgantara dan luar angkasa Eropa, European Aeronautic Defence and Space Company N.V (EADS). EADS CASA diakuisisi oleh unit militer Airbus, Airbus Military, tahun 2009. Nusantara di belakang nama itu menunjukkan identitas bangsa Indonesia, Nusa dan Antara, dalam hal ini IPTN yang kini menjadi PT DI. Pesawat CN 295 ini adalah pesawat buatan PT DI yang berhasil diproduksi pasca krisis ekonomi. 

2 Prototipe pesawat setelah CN 235, yakni N 250 dan N 2130, tak berhasil diproduksi karena diterpa krisis ekonomi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun mengakui bahwa CN 295 ini menandakan bangkitnya industri dirgantara Indonesia. "Kiranya hari ini adalah awal tonggak baru kebangkitan PT DI menuju masa depan lebih baik dan sekaligus menandai revitalisasi industri pertahanan kita," kata Presiden saat memberikan sambutan di hadapan ratusan hadirin di hanggar CN 295, kompleks PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/10/2011) lalu. 

Sementara itu, staf Humas PT DI Johan Karyansyah mengatakan pesawat angkut militer baru milik TNI AU tersebut merupakan hasil kerjasama PT DI dengan Airbus Military di Spanyol. Selama setahun, PT DI sanggup menyelesaikan tiga pesawat yang mampu menampung hingga 60 personel tersebut. "Maksimal tiga pesawat setahun. Jadi ini kerjasama masing-masing 50 persen antara PT DI dengan Airbus Spanyol," jelas Johan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (4/10/2012) kemarin. Di dunia, pesawat CN 295 atau serinya C 295 ini, sudah digunakan di 13 negara. Pengguna utamanya seperti AU Spanyol, Polandia, Brasil, dan Portugis. Selain itu pesawat ini selain menggantikan Fokker 27 milik TNI AU, juga kandidat menggantikan pesawat DHC-5 Buffalos milik AU Kanada, pesawat Antonov AN-32S milik AU Peru dan de Havilland Canada DHC-4 Caribou milik AU Australia.


Sumber : PT.DI


PT DI Siapkan Lini Produksi Pesawat Transpor Militer CN 295

PT Dirgantara Indonesia saat ini tengah menyiapkan lini produksi untuk pesawat transport menengah CN 295. Pesawat ini sudah memperkuat jajaran armada TNI AU dab merupakan pengembangan dari CN235.

PT DI Siapkan Lini Produksi Pesawat Transpor Militer CN 295

“Pesawat CN235 dirancang dan mulai terbang pada 1980-an, kini tercatat salah satu jenis pesawat transpor populer dan banyak digunakan di seluruh dunia. CN295 adalah pengembangannya,” kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero). Windu mengatakan karena merupakan pengembangan dari CN235 yang dirancang bangun bersama Indonesia dan Spanyol, maka bagi pihaknya rincian pembuatan CN295 di PTDI bukan sesuatu yang memerlukan pengetahuan asing sama sekali.

Windu menjelaskan CN 295 telah memasuki pasar dunia sejak 1996 oleh Airbus Military (konsorsium Eropa dan CASA terlebur di dalamnya), merupakan pesawat yang mempunyai kapasitas dan jangkauan lebih besar serta memiliki tingkat kehandalan dan dukungan operasional yang sama dengan CN 235.

Pesawat CN295 pun mampu membawa beban muatan hingga 9 ton dengan kecepatan terbang normal hingga 260 knot (480 km/jam). Pesawat ini juga mempunyai bentuk yang kokoh, kualitas terbang serta multifungsi yang menawarkan biaya operasinal rendah, termasuk bahan bakar dan pemeliharaan.

Sebagai pesawat generasi baru dari hasil pengembangan CN 235, pesawat CN 295 dengan segala kemampuan serta sistem yang dimilikinya, sangat cocok untuk tugas-tugas yang diemban TNI AU. Desain dan kontruksi yang dibuat menggabungkan kekuatan, ketahanan dan karakteristik operasi militer dengan tingkat keselamatan dan kehandalan tinggi.

Selain itu, kapabilitas STOL (Short Take Off & Landing) membuat CN 295 mampu lepas landas dan mendarat pada landasan paling buruk sekalipun. Dengan muatan penuh, CN 295 bisa lepas landas dari lapangan terbang sepanjang hanya berkisar 600 meter. “Untuk menjadi CN 295, beberapa struktur pesawat yang ada di tubuh CN 235 diperkuat dan dilakukan beberapa perubahan, di antaranya perangkat pendarat, sayap tengah, mesin dan baling-baling, selain badan pesawat diperpanjang tiga meter,” kata Windu.

Kementerian Pertahanan RI membeli sembilan unit CN 295 hasil kerja sama antara PTDI dan Airbus Military ini. Dua unit telah diserahkan pada 4 Oktober 2012 yang dibuat di Spanyol, sedangkan sisanya tujuh unit akan diproduksi di Bandung dengan rencana penyerahan empat unit pada 2013 dan tiga unit pada 2014.

“Guna mendukung program plan tersebut, saat ini kami sedang melakukan beberapa persiapan, di antaranya menyiapkan pencetakan badan pesawat (jig fuselage) untuk yang kelebihan panjang badan tiga meter serta pembangunan pusat lini perakitan,” katanya. Dengan menggunakan manufaktur dan lini perakitan terbaru, PTDI dan Airbus Military berharap dapat mengirimkan pesanan pesawatnya ke customer dalam kurun waktu 12 bulan, atau bahkan lebih cepat.


Sumber : Solopos


3 komentar:

  1. Bgmn PT DI membuktikan bahwa c295 dpt diterima di masyarakat Indonesia, buat ling pemasaran ke pemda2 di seluruh Indonesia dan jangan lupa juga pengembangan pesawat tempur dg korsel(utk jangka panjang).Disini PT DI kalau bisa hrs mengikut kan koperasinya, agar dpt juga memberikan kesejahteraan anggota sendiri dan akan memberikan kecintaan akan mengembangkan PT DI itu sendiri. Slamat utk PT DI.

    BalasHapus
  2. JAKARTA, PESATNEWS - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar Lili Asdjudiredja, sangat menyayangkan pembelian 9 pesawat C-295 oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Sebab, hanya jadikan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang sebenarnya mampu membuat pesawat jenis tersebut, tapi kini hanya dijadikan sebagai tukang sablon.
    tolong lihat link ini agar lebih jelas

    BalasHapus
  3. Tandanya Indonesia juga mampu bersaing :D

    http://www.lowongansoloraya.com/

    BalasHapus