Sabtu, 27 Oktober 2012

Naskah Sumpah Pemuda Dimanipulasi.?


Sejarah naskah Sumpah Pemuda tahun 1928 silan diduga dimanipulasi. Hal itu dikatakan Sejarahwan JJ Rijal dalam acara diskusi bertajuk 'Sumpah Pemuda di tengah sumpah serapah' di Cikini, Sabtu (27/10).

Naskah Sumpah Pemuda
Hasil Scan Naskah Sumpah Pemuda
Sumber : andy.web.id

Menurut Rizal, tidak ada kata-kata sumpah dalam naskah otentik Sumpah Pemuda yang dibuat pada tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini diketahui Rizal dari pemberitaan surat kabar Sinpo, surat kabar pertama yang memberitakan hasil Kongres Pemuda II tahun 1928. "Di situ cuma ditulis putusan kongres. Disebut bahwa kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Tidak ada kata sumpah," kata Rizal.


Rizal menduga ada kesengajaan mengubah isi teks Sumpah Pemuda yang dilakukan setelah tahun 1950an dimana banyak terjadi pemberontakan di daerah. Penyusupan kata sumpah dimaksudkan untuk menciptakan kesakralan dalam keputusan hasil Kongres Pemuda II tahun 1928. Sehingga, sambung Rizal, pemuda akan berpikir dua kali apabila ingin melanggar tiga poin dalam keputusan kongres tersebut. "Diproduksi tahun 50an supaya berkaitan dengan Sumpah Palapa. Pakai sumpah juga supaya sakral. Kalau kita keluar dari sumpah itu maka celaka lah," papar Rizal.

Peserta Kongres Pemuda II
Peserta Kongres Pemuda II

Dari segi sejarah, Rizal menilai manipulasi dalam teks Sumpah Pemuda tersebut sangat mengganggu. Ia berharap kebohongan sejarah ini bisa diluruskan.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Poempida Hidayatullah, tak memusingkan ada tidaknya kata sumpah dalam teks asli Sumpah Pemuda tahun 1928. Pasalnya, peristiwa Sumpah Pemuda telah menjadi legitimasi perjuangan pemuda hingga saat ini. Hanya saja, Poempida menilai bahwa tiga poin dalam Sumpah Pemuda sudah tidak relevan dengan masa sekarang.

Menurutnya, perlu ditambahkan satu poin lagi yakni sumpah satu sejahtera. "Harus ditambah satu sejahtera. Karena jika kesejahteraan tidak dirasa pemuda maka gagal sudah negara ini," ujar politisi berusia 40 tahun tersebut.


gambar : operadewa.wordpress.com


SUmber : Jurnas

5 komentar:

  1. Apapun namanya,
    entah POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA
    atau SOEMPAH PEMUDA atau SUMPAH PEMUDA
    satu hal yang pasti, bahwa di sana ada perSATUan tekad dan keSATUan hati
    yang (PADA WAKTU ITU) sangat di junjung tinggi oleh segenap rakyat Indonesia.

    Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya bernama Indische Vereeniging. Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia.

    Para pahlawan kita, seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, dan DR. Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk mengimbangi istilah 'Hindia Belanda' yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan nama Indonesia untuk mempersatukan pulau-pulau di Nusantara.

    Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

    Pada hari ini, 28 Oktober 2013, Anda, saya serta semua WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ditantang untuk menorehkan perSATUan tekad dan keSATUan hati yang berbunyi sebagai berikut :

    Pertama
    Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

    Kedoea
    Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

    Ketiga
    Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

    BalasHapus
  2. kalau menurut saya hal ini perlu diluruskan kebenarannya agar supaya generasi indonesia berikutnya akan menjadi generasi penerus yang berhati tulus, jujur , bersih dan nasionalis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepakat....ajari pemuda kejujuran..bukan manipulasi...

      Hapus