Jumat, 16 November 2012

Seandainya Rudal S-300 Diakuisisi Indonesia..?


Iran yang mati-matian mendapatkan rudal anti-udara jarak menengah S-300 Rusia, begitu sulit mendapatkannya. Mereka harus memutar otak dan menggunakan negara ketiga untuk memperoleh S-300 tersebut.  Sementara Indonesia justru sebaliknya.

Rudal S-300 Anti-Udara Jarak Menengah
Rudal S-300 Anti-Udara Jarak Menengah
foto : jakartagreater.com

Dalam Indo Defence 2012 di Jakarta, pihak Rusia menawarkan berbagai jenis rudal anti-udara jarak menengah termasuk S-300. “Apakah militer Indonesia membeli rudal S-300 ini ?, tanya saya ke petugas booth Rusia. “Saya harap begitu”, ujarnya sambil tersenyum.

Itu artinya dari sisi pemerintahan Rusia, tidak ada kendala atas penjualan S-300 untuk Indonesia. Di sisi lain, pihak Arhanud sudah teriak-teriak menginginkan rudal anti-udara jarak menengah untuk memodernisasi strategi pertahanan mereka, seiring berkembangnya kemampuan perang negara-negara kawasan, terutama China.

Rusia telah menawarkan S-300 dan Indonesia juga menyatakan butuh rudal tersebut. Akankah S-300 dibeli militer Indonesia ?.


Pihak TNI AD sudah berkali kali mengunjungi dan menjajaki kemampuan rudal jarak menengah, baik ke China dan Rusia.  Namun hingga kini belum ada kejelasan apakah rudal  itu akan dibeli atau tidak.

Secara finansial mungkin tidak ada kendala untuk membeli rudal jarak menengah itu. Bagaimana dengan aspek stabilitas kawasan ?.

Jika Indonesia membeli rudal anti-udara jarak menengah, pastinya akan mengubah geopolitik di kawasan Asia Tenggara.  Sudah pasti Malaysia akan bereaksi. Jika Malaysia bereaksi, pastinya Singapura juga tidak akan tinggal diam. Ujung-ujungnya yang tercipta adalah perlombaan senjata. Logika berpikir seperti ini yang tampaknya sedang tertanam di benak Indonesia.

Akan tetapi paradigma militer seperti itu bisa kita ubah. Selama ini Indonesia lebih menahan diri untuk persenjataan dan hal ini akibat terperosoknya ekonomi Indonesia di beberapa dekade yang lalu. Kini ekonomi Indonesia mulai membaik. Apakah Indonesia akan terus berjalan di belakang negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia. Indonesia cenderung terus menahan diri untuk tidak menciptakan perlombaan senjata.

Umumnya negara negara besar  menjadi panglima militer di kawasan mereka dan negara yang lebih kecil mengikuti dari belakang. Misalnya: AS, Rusia, China, India, Jerman, Iran, Mesir.  Kecuali Israel yang kasusnya memang unik.


Rusia jaga perbatasan negara dengan S-400
Rusia jaga perbatasan negara dengan S-400

Kasus Indonesia justru terbalik. Indonesia justru berada di belakang bayang bayang militer: Singapura, Malaysia dan Australia dan bahkan Vietnam. Negara negara itu merasa lebih kuat secara militer dan Indonesia terkesan menikmatinya.

Sudah waktunya psikologi militer itu dibalik dan dikembalikan seperti sedia kala di era tahun 1960-an. Militer Indonesialah yang menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Jika hal ini bisa tercapai, maka kewibawaan bangsa Indonesia bisa ditegakkan kembali agar roda kehidupan berputar lebih kencang.

Akankah hal itu terjadi ?. Mungkin indikatornya bisa kita ukur, apakah Indonesia akan membeli rudal anti-udara jarak menengah atau tidak.  Jika masih berkutat diurusan rudal anti-udara jarak pendek,  tentu anda sudah tahu jawabannya.

Ayo Indonesia, keluarlah dari Comfort Zone


Sumber : JKGR

12 komentar:

  1. air defence weapon kan sifatnya defensif, so seharusnya tidak terlalu khawatir negara-negara tetangga. lain halnya kalau beli surface-to-surface tactical missile alias rudal taktis, pasti bikin curiga.

    BalasHapus
  2. Kalo memang secara finansial tidak ada masalah kenapa mesti urung/takut...?
    Masalah perlombaan senjata sudah terlihat nyata kok, bagaimana tidak..? Para Negara Tetangga didukung & di sokong tapi giliran Indonesia?
    Kalau tidak di ujudkan bagaimana kelanjutannya? apakah harus selalu berbesar hati bahwa kita Negara BESAR dengan Kekuatan BESAR (tapi harus tetap jadi kelas kere...? )
    Orang pandai dinegara ini banyak (tapi banyak dibajak/diambil/dipekerjakan oleh negara asing), yang tertinggal hanya segelintir saja malah mungkin tidak sedikit yang nganggur (tidak di berikan kesempatan).
    Coba di teliti lagi pak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. indonesia jga di dukung kli mas! bukti ny rusia menawarkan S-300.

      Hapus
  3. Siap sudah saatnya NKRI berdiri diatas kaki sendiri,jangan hiraukan tetangga toh jika kita terperosok kan kita rasa sendiri...umpung masih banyak jalan LANJUTKAN demi NKRI
    dari pada uang di korup tanpa bentuk kami mendukung Ayo Beli dan jelaskan pada rakyat
    dulu disegani kok kini diam aja

    BalasHapus
  4. jangan beli senjata dari america buktinya wktu itu indonesia di embargo sama america dan inggris.mndingan kita beli dari rusia sudah terbukti thun 65 60 miletr indonesia di segenin di seluruh dunia tapi kita jngan hanya beli kan dalm negri kan uda bnayk insinyur terbukti malaysi aja mngakuin indonesia itu bnyak insinyur

    BalasHapus
  5. Udh beli aja, Vietnam aja udh punya!!!

    BalasHapus
  6. beli aja tu rudal jarak menengah S-300&rudal yakhont dr rusia,ndak rugi deh beli dari rusia,bebas embargo,,,,bravo rusia

    BalasHapus
  7. selama kita mampu kenapa tidak?beli saja 1 buah.trus kembangkan sendiri dan membuat lebih banyak lagi.saya yakin anak-anak bangsa Indonesia akan mampu melakukannya jika didukung oleh pemerintah.Sudah saatnya bangsa kita lebih maju agar tidak mudah dilecehkan oleh negara-negara tetangga....

    BalasHapus
  8. lebih baik beli peralatan tmpur dri Rusia dari pada amerika.murah kompeten dan mampu bersaing.gak usah peduli negara tetangga,saatnya kita bangkit,saatnya kita kmbali jadi macan asia.Ingat kita sudah sgt dilecehkan dgn negara tetangga mngenai kedaulatan kita.

    BalasHapus
  9. S-300 dr rus, perlu sbg alternatif utk pertahanan wilayah nusantara dan kalau bisa ada ToT nya perlu dibeli.

    BalasHapus