Kamis, 21 Maret 2013

Atasi Konflik lewat Kepercayaan


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan agar penyelesaian konflik menggunakan pendekatan kepercayaan strategis. Pendekatan ini hanya merupakan istilah yang mengacu pada rasa saling percaya antarbangsa, terutama antara pemerintah dan militer.

Atasi Konflik lewat Kepercayaan

"Tantangan utama kami (negara-negara ASEAN) dalam mempromosikan keamanan internasional adalah bagaimana membangun kepercayaan strategis antara negara-negara di wilayah kami," kata Presiden saat membuka Jakarta Internasional Defense Dialogue (JIDD) Ke-3, di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu (20/3).


Menurut Kepala Negara, ketika dua atau lebih pihak mulai memiliki niat baik untuk berdamai, kepercayaan strategis bisa digunakan. Hal ini akan memungkinkan kedua negara untuk bekerja sama lebih, untuk berinvestasi satu sama lain, untuk memercayai naluri mereka, dan mengerahkan lebih banyak upaya untuk perdamaian. Presiden menambahkan seperti bentuk ikatan antara manusia dan lembaga, kepercayaan strategis adalah sesuatu yang harus diterima dan dibangun secara bertahap. Dia mencontohkan bagaimana Indonesia dan Timor Leste menggunakan pendekatan ini.

Menurutnya, Indonesia dan Timor Leste memiliki sejarah yang cukup kelam dan sangat sulit menyatukan kedua negara ini. "Namun, dengan pendekatan saling percaya, saat ini, kedua negara memiliki hubungan yang sangat erat," kata Presiden yang disambut senyum Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, yang juga hadir di JIDD. Pada kasus perdamaian di Aceh pun kepercayaan menjadi komoditas berharga.

"Kepercayaan adalah sebuah karya yang tidak pernah berakhir," ujarnya. Kekuatan "Soft Power" Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menambahkan Indonesia melalui forum JIDD mendorong kekuatan soft power untuk menjembatani persoalan antarnegara. "Ini adalah salah satu forum dialog strategis untuk menemukan formula menyelesaikan konfl ik antarnegara," jelasnya.

Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, menambahkan JIDD bisa menjadi forum untuk memproyeksikan diplomasi Indonesia ke depan dalam berkontribusi menyelesaikan konfl ik internasional. "Melalui JIDD ini pun kita berkesempatan mengenalkan sistem pertahanan Indonesia ke dunia internasional," jelasnya.

JIDD 2013 yang dilaksanakan untuk ketiga kalinya ini diikuti 1.300 peserta dari 38 negara. Dialog ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan International Peace Institute. JIDD akan berlangsung hingga hari ini. (KJ)

1 komentar:

  1. Ayo hilangkan sekat antara Sultan sulu dg NKRI utk menjadi satu, kejayaan akan kita dptkan dan kesejahteraan rakyat akan dptkan.

    BalasHapus