Rabu, 13 Maret 2013

Densus 88 gunakan peluru jenis Hollow Point Bullet


Hasil investigasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menunjukkan, kalau mereka menduga adanya penggunaan peluru berjenis hollow point bullet.
Densus 88 gunakan peluru jenis Hollow Point Bullet
 
Menurut mereka amunisi itu secara tegas ditolak lantaran memiliki efek berupa lubang, pada saat di dalam peluru itu pecah dan meluas mengenai target yang lunak, sehingga meningkatkan unsur kematian.

"KontraS menduga jenis amunisi yang digunakan adalah jenis hollow point bullet yang pernah dilarang penggunaannya oleh Palang Merah Internasional pada 2003,"  kata Koordinator KontraS, Haris Azhar dalam konferensi pers mengenai "Perlu Penyelidikan Independen atas Praktik Penyiksaan dan Brutalitas Densus 88 di Poso" di Kantor KontraS, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2013).


Dia menduga, peluru jenis ini telah digunakan oleh Densus 88 Antiteror pada tiga operasi pemberantasan teroris yang diberi nama Sogili dan dilakukan pada 22 Oktober, 11 dan 22 Januari 2007.

"Kita melihat dari jasad orang-orang yang terkena tembak, bagaimana ada luka lebam di tubuhnya dan seperti terbakar ketika terkena peluru itu," terangnya.

Haris menjelaskan, pengetahuan terkait efek penggunaan peluru itu juga telah didiskusikan oleh pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar.

"Kita telah mendiskusikan terkait efek peluru hollow point bullet, dan kami melihat ada indikasi penggunaan amunisi yang cukup berbahaya diduga digunakan polisi untuk melumpuhkan para tersangka," ujarnya. "Jadi ketika mengenai korban, adanya perluasan diamater yang mengakibatkan lebih banyak kerusakan jaringan atau urat daging tapi membatasi kedalaman penetrasi," imbuhnya. (Sindo)

1 komentar:

  1. Kontras antek asing, banyak mulut kau ... Mana komentarmu saat banyak prajurit TNI ditembak di papua? Melacurkan diri, pengkhianat minggat sana dari NKRI.

    BalasHapus