Rabu, 27 Maret 2013

Jenderal Pramono Minta PT DI Rampungkan Heli Bersenjata Roket


Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo telah meminta PT Dirgantara Indonesia segera menyelesaikan pengerjaan 1 unit Helikopter hadiah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Jenderal Pramono Minta PT DI Rampungkan Heli Bersenjata Roket

"Kapan selesai? Nanti serah terimanya sama KASAD yang baru ya," kata Pramono ketika berkunjung ke booth PT DI di pameran The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace & Exhibition, Malaysia, Rabu (27/3/2013).

Edhie meminta pengerjaan helikopter tersebut bisa diselesaikan secepatnya agar bisa segera digunakan untuk mengamankan daerah perbatasan di Kalimantan Timur.


"Biar bisa segera amankan daerah perbatasan kita di Kalimantan," tambah Pramono.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT DI, Budi Santoso mengatakan pengerjaan sedang dilakukan.

"April sudah selesai Pak dan siap di-delivery," kata Budi.

Ada beberapa kendala terutama setelah menunggu kamera yang baru datang. "Kameranya baru datang. Dan saat ini terus dikerjakan. Helikopter ini nantinya juga akan dipasang roket dan senjata api kaliber 12,7 inchi," tandasnya.

Seperti diketahui untuk menambah pengamanan wilayah perbatasan, Pemprov Kaltim menghibahkan 1 unit pesawat Helikopter BEL 412EP kepada TNI AD.  



Banjir Pesanan, PT DI Kewalahan Penuhi Pesawat Orderan TNI

BUMN produsen pesawat yaitu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan saat ini pabrik pesawatnya yang di Bandung kebanjiran pesanan. Sampai-sampai, PT DI kewalahan memenuhi pesanan TNI.

Direktur PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengungkapkan saat ini perusahaannya sedang kebanjiran order, bahkan untuk memenuhi pesanan TNI saat ini cukup kewalahan.

"Kita ini sudah diwanti-wanti agar tepat waktu memenuhi pesanan berbagai peralatan alusista terutama pesawat," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso kepada detikFinance ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace & Exhibition, Malaysia, Rabu (27/3/2013).

Kata Budi, kapasitas produksi PT DI sangat mampu mencukupi semua permintaan, bahkan dengan TNI yang kontraknya mencapai Rp 8,7 triliun.

"Tetapi yang jadi kendala kita perlu modal dulu untuk produksi, ya ini yang kami kewalahan mencari modal kerja," katanya.

Namun saat ini sudah ada dua bank nasional yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang memberikan modal dengan nilai Rp 2,5 triliun.

"Itu besar Rp 2,5 triliun, jaminan dari kita apa? Nggak ada. Hanya kepercayaan," tandas Budi.
  (Detik)

5 komentar:

  1. PT DI hrs bertanggung jawab kalau mendapat kepercayaan dr para bankir Ind, dibelakang PT DI banyak yg mengharapkan akan keberlanjutan sbg perus nasional/mendunia dan PT DI merupakan mata pencariaan para tenaga kerja serta harapan anak istri beserta keluarga. Slamat kerja keras........

    BalasHapus
  2. Wah saya salut sekali dgn kepercayaan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk dalam membantu PT. DI memodali prosuksinya.
    Mudah2an bank2 lainnya ikut juga berpartisipasi terutama dalam pengadaan produksi alusista. Masa cuma memfasilitasi kredit motor sama mobil saja. Mari ikut membantu pemerintah membangun kekuatan alusista.
    Negara kita kuat, maka ekonomi lebih terjaga dan terjamin.

    BalasHapus
  3. Yang penting jujur, terbuka, dan tidak korup... sehingga dapat dipercaya..

    BalasHapus
  4. bukti bahwa anak bangsa bisa membuat alutsista mumpuni.. salut bwt pt di.

    BalasHapus
  5. kalo negeri ini bersih dari korupsi pastilah negeri kita jadi yang apling kaya dan hebat....

    BalasHapus