Jumat, 19 April 2013

Agus Harimurti: Untuk Disegani, TNI Butuh Dukungan Dana


Kepala KEPALA Operasi Infanteri 17 Brigade Airbone Kostrad TNI AD, Mayor Infantri Agus Harimurti Yudhoyono, mengingatkan perlunya peningkatan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).


Menurut putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, pembangunan SDM ini juga penting dilakukan terhadap personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas menjaga pertahanan dan keamanan di seluruh Indonesia.

Agus mengatakan, ada banyak potensi konflik yang muncul di kawasan Asia Tenggara. Potensi konflik itu harus diatasi agar Indonesia siap memasuki era Pasar Tunggal ASEAN pada akhir 2015 mendatang.


“Sengketa perbatasan, perebutan sumber daya alam, perebutan Selat Malaka salah satu selat terpenting di dunia yang harus dijaga keamanannya. Illegal logging, human trafficking, bencana alam, dan terorisme harus dicegah antar negara ASEAN,” kata Agus dalam presentasinya pada acara Indonesian Young Leaders Forum 2013 yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di Jakarta, Kamis (18/4).

Potensi konflik itu, bisa ditanggulangi dengan kualitas prajurit yang unggul dan professional (smart power). Pendekatan yang dilakukan pun dilakukan secara soft power, banyak kawan tanpa musuh.

“Kami ingin Indonesia disegani, tapi tidak cukup dengan itu, aspek hard power, kekuatan moneter tidak bisa ditiadakan,” katanya.

Agus mengatakan, pertahanan masih butuh dukungan dana dari pemerintah. Anggaran untuk Kementerian Pertahanan tahun 2013 sebesar Rp77,7 trilun atau 0,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah itu masih di bawah Malaysia dengan rasio 1,6 persen dari PDB, dan Singapura 3,6 persen dari PDB.

“Untuk negara yang luas seperti Indonesia, masih butuh anggaran lebih besar untuk memodernisasi senjata kami,” ujar Agus.

Ia menambahkan, jika Masyarakat Ekonomi ASEAN diterapkan, maka pergerakan barang dan jasa di ASEAN tidak lagi ada batasan. Karena itu, masyarakat Indonesia harus menjadi kompetitor yang unggul agar tidak tergilas dengan kompetitor, sesama negara ASEAN. Pembangunan human capital melalui pendidikan dan pelatihan secara terus menerus, akan mampu melahirkan SDM yang kompetitif.

Selain itu, Agus juga mengingatkan pentingnya empat pilar strategi pembangunan ekonomi, pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment, “Dan tentu tanpa stabilitas keamanan tidak mungkin dapat membangun ekonomi yang berkelanjutan. Ini jadi sebuah keharusan,” ujar Agus.

Dalam Indonesian Young Leaders Forum 2013, HIPMI mengambil tema Bersama Menjaga Stabilitas Nasional dalam Menyambut ASEAN Economic Community 2015. Sejumlah pemimpin dan calon pemimpin negara diundang untuk berbagi ide mengenai persiapan Indonesia menyongsong era pasar bebas ASEAN. Acara dibuka oleh Presiden SBY, dan diisi dengan sejumlah forum beberapa pembicara diantaranya, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, Mayor Infantri Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani Soe karno Putri, Anindya Bakrie, Hary Tanoesoedibyo, dan Sandiaga Uno. (Jurnas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar