Kamis, 06 Maret 2014

Cerita Tiga Prajurit Kopaska Usir Dua Kapal Perang Malaysia Dari Ambalat


Ada lagi cerita menarik soal Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat.

Cerita Tiga Prajurit Kopaska Usir Dua Kapal Perang Malaysia Dari Ambalat

Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.


1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.

Rupanya cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia. (Merdeka)

13 komentar:

  1. Kisah heroik ini layak di blow up untuk memberi "warning" bukan hanya kepada Malaysia, tapi juga Australia< singapura, PNG dan negara-negara yang sering cari gara-gara dengan Indonesia....jangan lihat alutsistanya sedikit, tapi lihatlah jiwa patriotik TNI di Asia Tenggara ini hanya US Army padanannya....tentara Australia pun masih kalah

    BalasHapus
  2. 3 orang kopaska aja cukup ngusir 2 kapal perang malaysia apa lagi 2 kapal perang indonesia .. malaysia mau main adu nyali rupanya sama indonesia ..

    BalasHapus
  3. bangga punya TNI bernyali kuat ,apalagi rakyatnya tidak mau bangsanya di usik pasti akan turun tangan.MERDEKAA!

    BalasHapus
  4. Bravo... my TNI IloveU puuulllll...... @andwi pangestu : daripada LEBOY...

    BalasHapus
  5. yang bilang lebay itu tidak punya rasa patriotisme thd NKRI.... kasihan tolong bina dia<<< apa memang dia sudah bisa berbuat utk bangsa ini......omong kosong kerja aja mungkin masih bingung,,,, hmmm dasar orang aneh dan bodoh....

    BalasHapus
  6. Klo dulu malah hanya butuh 2 Marinir untuk mengguncang Singapura..
    Usman-Harun

    BalasHapus
  7. Dengan 3 orang kopaska mengusir hanya 2 kapal perang Malaysia kenapa endak, jaman Soeharto dia pernah berkata untuk meratakan Australia aja hanya butuh waktu menghabiskan satu puntung rokok saja, Yang bilang lebay itu kayaknya ndak pernah dapat asupan jiwa kebangsaan atau jangan2 penhianat bangsa itu

    BalasHapus