Selasa, 25 November 2014

Buru Pencuri Ikan, TNI Minta 350 Ribu Kiloliter BBM ke Jokowi


Presiden Joko Widodo tiba-tiba menggelar rapat dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Menteri Koodinator Politik Hukum dan HAM Tedjo Edhy di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 24 November 2014.

Mereka membahas tentang masalah keamanan maritim. Menurut Moeldoko, Jokowi minta dalam menangani masalah keamanan laut ini harus ada integrasi antar kementerian. 


Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mendampingi Presiden Joko Widodo
"Operasi ini harus dilakukan secara integrasi. (Jika tidak) nanti tidak efektif," kata Moeldoko usai menggelar rapat.

Bahkan, kata dia, TNI sudah mengajukan kebutuihan bahan bakar minyak yang mereka butuhkan untuk mengoperasikan kapal agar bisa terus berpatroli mengamankan laut.


"Pasti ada tambahan, kita ajukan tadi berapa kebutuhan riil di lapangan sudah kita sampaikan," kata Moeldoko.

Menurut dia, untuk mengoperasikan 159 kapal TNI untuk menyisir dan mengejar para pencuri ikan, dibutuhkan 350 ribu kiloliter bahan bakar per bulan.

Sementara itu, menurut Tedjo, dalam pertemuan dengan Jokowi itu dibahas mengenai keamanan laut agar segera dilakukan koordinasi di semua sektor.

"Anggaran kita sudah ada untuk operasional. Bagaimana kita terkoordinasi, jangan sektoral. Jika ada yang punya data, berikan datanya," lanjutnya.

Data-data itu, kata Tedjo diperlukan karena tidak mungkin kapal TNI digunakan untuk memagari lautan yang begitu luas. Sehingga diperlukan kerjasama dengan semua sektor.


(VivaNews)

8 komentar:

  1. 350.000 liter x Rp8.500=Rp 2.975.000.000......jadi +-3 triliun,, ini perbulan,untuk 159 kapal TNI......pertanyaannya....untuk efisiensi caranya bagaimana?????? 1)potensi maling di perbatsan laut yg terlihat kan di PNG, australi, malaysia, singapura, Thailand, india, china, pilipina....soal maling ikan yg paling kentara cuma malaysia, china, dan pilipina, kalo singapur nyewa ABK indo... jadi prioritaskan aja daerah mana yg paling rawan biar tdk semua kapal patroli dikerahkan....masa ngejar stu kapal kecil aja make 159 kapal canggih dg operasionalnya mahal kan ini pemborosan...tdk cerdik.... 2) buat pos patroli diperbatasan terrrr-luar... intinya untuk patroli di laut natuna atau dilaut tarakan atau laut manado jangan sekali-kali kapal msh ditaruh dijakarta atau surabaya.... 3)jika malingnya banyak gerombolan make super tucano bolehlah....ada indikasi negara bersangkutan sdh terlibat.....negara mereka kan jg punya patroli gak mngkn banyak maling diloloskan begitu saja 4)sudah waktunya PT PAL berinovasi membuat kapal berbahan bakar GAS/BBG dan berbahan bakar NUKLIR yg seharusnya lbh irit... 5)berantas mafia/maling berdasi....termasuk oknum aparat nakal yg bermain mata dg para maling asing....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkkw, kadang2 g abis pikir kalau liat org berkomentar, sok tau, sok bener dengan data2 yg kurang, wkwkkw............

      Hapus
  2. 3 trilun dr hongkong skolah lulus gak, masi milyar itu itunganya.mmg yg di pake itu premium apa solar, setau gw jg yg di pake kebanyakan solar kl buat kapal laut bkn premium.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1 kilo liter = 1.000 liter hitung lagi

      Hapus
    2. la itu ngetiknya si dewa siwa 2.975.000.000....... +- 3 triliun , benerkan masi miliaran, kok ngetiknya triliunan, lah yg titik2 belakangnya itu jg gak jelas brp yg mesti ditambahin 0-nya malahan jadi krg lbh 3 triliun.

      Hapus
  3. semoga mantra laut, darat, dan di udara berlaku di jaman pa presiden jokowi, inti nya supaya kita bangga dengan pertahan yang kuat, raksasa dan juga MEF berlajut lebih, amin

    BalasHapus
  4. Masih mending 3 trilliun dr pd potensi kerugian akinat illegal fishing 300 trilliun hayo

    BalasHapus
  5. Tenggelamkan aje kapalnya wat terapi kejut

    BalasHapus