Rabu, 05 November 2014

Pesawat Arab Saudi coba bohongi ATC Makassar saat langgar wilayah


Pesawat jet Gulfstream IV berregistrasi di Arab Saudi yang pelanggar kedaulatan udara nasional di Kupang, Senin kemarin (3/11), ternyata sempat membohongi petugas ATC Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai upaya pengelabuhan agar bisa tetap melintas keluar dari wilayah udara Indonesia.

 Pesawat Arab Saudi coba bohongi ATC Makassar saat langgar wilayah
Pesawat jet bisnis Gulfstream IV nomor registrasi HZ-103 sempat mengembangkan kecepatan sebelum akhirnya tunduk pada Thunder flight Sukhoi Su-30MKI Skuadron Udara 11 TNI AU. Gulfstream IV itu dipaksa mendarat di Pangkalan Udara Eltari, Kupang, NTT, Senin (3/11). (Dinas Penerangan TNI AU)

"Saat ATC Makassar menanyai flight clearence, sang pilot menyebutkan dia sudah memiliki ijin penerbangan dengan nomor ijin 5042+AUNBLN+DAU3010+2014. Setelah diperiksa ulang, itu nomor ijin melintas bagi pesawat pengangkut jemaah haji jenis Boeing B-747-400," kata Kepala Dinas Penerbangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, di Jakarta, Selasa.

Senin kemarin, Thunder flight berkekuatan dua Sukhoi Su-30MKI Flankers Skuadron Udara 11 TNI AU diterbangkan secara scramble untuk mengejar dan memaksa turun Gulfstream IV yang diketahui bisa berkecepatan maksimal sedikit di atas 1 Mach (kecepatan suara).


Gulfstream IV --pesawat terbang bisnis jet-- itu bisa didaratkan secara paksa di Pangkalan Udara TNI AU Eltari, Kupang, NTT. Diketahui rute yang semula ditempuh adalah Singapura-Darwin, dengan tujuan akhir Brisbane, Australia.

Ihwal-mula penyergapan Thunder flight itu, kata Tjahjanto, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I Halim Perdanakusuma, Jakarta, telah memonitor gerak-gerik Gulfstream IV bernomor registrasi HZ-103 itu sejak melintasi wilayah udara Kepulauan Riau dan memasuki Kalimantan.


Satu dari dua Thunder flight Sukhoi Su-30MKI dari Skuadron Udara 11 TNI AU saat mengejar dan memaksa turun pesawat terbang Gulfstream IV, yang melanggar kedaulatan udara nasional, Senin (3/11). Peluru kendali Vympel R-73 Archer menjadi senjata penggentar utama dalam misi itu. (Dinas Penerangan TNI AU)
Rute penerbangan berdasarkan enroute chart (peta udara internasional) adalah M-774 menuju Australia. Di atas Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tanggung jawab pengawasan diserahkan pada Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II di Makasar untuk menindak lanjuti dengan penyergapan.

Di Makassar ini pulalah terdapat Skuadron Udara 11 TNI AU di mana armada Sukhoi Su-27/30MKI Flankers yang telah lengkap semua sistem kesenjataannya itu berpangkalan. Kedua Flankers Thunder flight itu menenteng peluru kendali udara-ke-udara jarak dekat Vympel R-73 Archer di semua pylon-nya.

"Komando Pertahanan Udara Nasional menangkap pesawat asing itu, yang terbukti menggunakan identitas palsu. Makin mencurigakan setelah ditanya berulang-ulang mengenai perijinan, dia menambah kecepatan, yang semula 0,75 Mach menjadi 0,85 Mach," kata Tjahjanto.

Perwira pengendali operasi pertahanan udara di Popunas Jakarta dan Posek II  Makasar menilai  pesawat itu berniat kabur secepatnya keluar dari wilayah udara Indonesia menuju Australia," kata dia.

Setelah mendarat paksa pada Senin siang (3/11), diketahui penerbang Gulfstream IV itu, Waleed Abdulaziz M, dengan awak pesawat secara keseluruhan enam orang dan tujuh pengikut.

Abdulaziz dan keenam awak pesawat terbangnya dibawa ke satu ruangan di Pangkalan Udara TNI AU Eltari, Kupang, sementara semua pengikutnya dilarang keluar pesawat terbang dan dikawal dinas intelijen dan Polisi Militer TNI AU setempat. Sampai kini semuanya masih ditahan dan diperiksa di sana.  (Antara)

1 komentar:

  1. se7,,,,jgn2 pesawat asing memata2i wilayah RI,bisa saja pemetaan geografis wilayahh2 RI dipelajari negara lain

    BalasHapus