Rabu, 31 Desember 2014

Update Berita Seputar Pesawat AirAsia QZ8501


Basarnas Temukan Lagi 3 Korban AirAsia, 1 Pramugari

Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo, memastikan jika timnya menemukan kembali tiga korban pesawat AirAsia yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.


Tim SAR temukan korban baru
Tim SAR temukan korban baru | VIVAnews/Ikhwan Yanuar

"Pagi ini ditemukan kembali 3 jenazah jenisnya dua laki-laki dan satu perempuan. Satu perempuan ini diketahui menggunakan pakaian pramugari. Semua ditemukan di sektor lima," ujar Soelistyo dalam keterangan pers di kantornya, Rabu 31 Desmeber 2014.

Soelistyo juga menjelaskan, hingga Rabu ini sudah ada enam jenazah yang berhasil dievakuasi. Dia tidak menutup kemungkinan jika ada korban lainnya yang akan ditemukan.

Keenam korban juga masih di kapal dan belum bisa dibawa ke daratan karena kondisi cuaca yang belum memungkinkan.


"Pagi ini cuaca buruk, baik di Pangkalan Bun maupun di lokasi pencariaan," jelas dia.

Seperti diketahui, Selasa 30 Desember 2014, pukul 10.05 WIB, tim SAR bersama personel TNI AU dengan pesawat CN-295 menemukan serpihan-serpihan mengapung di laut.

Benda-benda itu mengapung di utara Laut Jawa dekat Selat Karimata atau dekat dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Tak lama kemudian ditemukan pula koper dan beberapa jenazah yang mengapung di laut sehingga membuat yakin pihak berwenang bahwa lokasi pesawat Airbus 320-200 milik AirAsia itu sudah ditemukan.


Enam Tim Kopaska Dipersiapkan Menyelam Cari AirAsia QZ8501

Anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) dari Korps Marinir TNI AL, Rabu (31/12/2014) pagi, bersiap mencari pesawat berikut penumpang dan kru AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata.

"Kami akan survei dulu. Saat ini belum ditentukan apakah yang menjadi fokus utama penyelaman," ujar Kapten Kopaska Edi Tirtayasa, saat ditemui di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu pagi.



Posisi penyelaman akan berada di perairan yang berjarak sekitar 110 mil laut di barat daya Pangkalan Bun. Lokasi ini merujuk pada temuan pertama serpihan dan jenazah yang dipastikan terkait dengan AirAsia QZ8701, pada Selasa (30/12/2014).

Menurut Edi, sebelum ada penyelaman, Kapal KRI Bung Tomo milik TNI AL akan memantau perairan itu memakai peralatan sonar. Bila sonar telah memastikan lokasi obyek yang dicari, barulah anggota Kopaska akan menyelam.

Edi mengatakan, proses pencarian dengan penyelaman tetaplah tidak mudah. Terlebih lagi cuaca di kawasan tersebut cukup buruk dengan ombak dan arus yang kuat. Selain itu, lanjut dia, karena lokasi perairan berdekatan dengan hutan maka diperkirakan sedimentasi bawah laut akan cukup tebal.

"Perairan diperkirakan cukup keruh," kata Edi. Jarak pandang di bawah laut tersebut, ujar dia, akan banyak berkurang karena lumpur sedimentasi itu.

Saat ini terdapat 6 tim Kopaska bersiap melakukan penyelaman. Masing-masing tim terdiri dari 7 hingga 8 anggota Kopaska. "Ini tidak gampang, pokoknya semua harus dipastikan dulu," kata Edi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pencarian akan berlanjut pada Rabu pagi ini, setelah pada Selasa (30/12/2014) didapatkan serpihan pesawat, sejumlah perkakas, dan tiga jenazah yang sudah dipastikan terkait dengan QZ8501.



Hanya Kabasarnas yang Boleh Sampaikan Informasi Perkembangan Pesawat AirAsia QZ8501

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meminta agar segala informasi yang menyangkut tentang perkembangan pesawat AirAsia QZ8501 hanya berasal dari satu sumber. Panglima TNI pun memercayakan itu kepada Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo.

Moeldoko tidak ingin ada kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat nantinya.


Panglima TNI Jendral Moeldoko dan Kepala Basarnas Marsdya FH Bambang Soelistyo

"Mulai saat ini semuanya yang beri informasi hanya Kabasarnas. Tak ada yang lain," ucap Moeldoko, dalam jumpa pers di kantor pusat Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).

Moeldoko mengatakan, keputusan ini demi menjaga kebenaran informasi yang beredar di masyarakat. Dia berharap keputusan tersebut bisa membantu proses evakuasi berjalan dengan maksimal.

"Satu kendali ada di Basarnas. Semoga semuanya akan berlangsung dengan maksimal," kata Moeldoko.

Hari ini, tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah yang diduga berasal dari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi. Tiga jenazah itu mengambang di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa siang.

Ketiga jenazah itu ditemukan dalam kondisi tubuh lengkap. Namun, tim pencari masih belum bisa memastikan identitas ketiga jenazah tersebut.

Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Soelistyo juga telah memastikan serpihan-serpihan yang ditemukan di perairan Pangkalan Bun adalah 100 persen milik AirAsia QZ8501 yang hilang sejak Minggu (28/12/2014)



Operasi AirAsia Hari Ini, Basarnas Kerahkan 17 Helikopter

Badan SAR Nasional (Basarnas) kembali melanjutkan proses pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501, Rabu 31 Desember 2014.Sebanyak 17 helikopter pun disiapkan untuk operasional hari ini.

Kepala Basarnas, F. Henry Bambang Sulistyo menyampaikan bahwa timnya mengerahkan 17 helikopter dan 9 pesawat untuk terus melakukan pencarian dan evakuasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada hari ini.



Bahkan, katanya, di daerah operasi sudah sebanyak 80 persen kekuatan masuk. Namun, tim belum bisa bekerja karena kondisi gelombang yang masih tinggi dan cuaca yang tidak mendukung.

"Sudah 80 persen tim kami berada di lokasi. Tapi gelombang masih 2-3 meter dan cuaca sedang hujan sehingga kami belum bisa beraksi untuk evakuasi," ujar Bambang saat konferensi pers pagi hari ini.

Sumber : Kompas.com, Viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar