Rabu, 11 Maret 2015

Diancam RI, PM Abbott Ogah Perang Diplomasi


Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengaku tidak ingin melakukan perang diplomasi dengan Indonesia supaya dua gembong narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran batal dieksekusi mati. Pernyataan itu disampaikan Abbott ketika dimintai tanggapannya mengenai komentar Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menku Polhukam), Tedjo Edhy Purdjiatno, yang mengancam akan melepas puluhan ribu manusia pencari suaka ke Negeri Kanguru.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott| Foto : REUTERS/Sean Davey

Harian Australia, The Australian, Rabu, 11 Maret 2015 melansir, Abbott terlihat kian melunak usai diancam oleh RI.

"Saya tidak ingin bertengkar dengan siapa pun," ujar pemimpin Partai Liberal itu.

Dia mengaku memahami keinginan Pemerintah Indonesia untuk memberantas tindak kejahatan narkoba, karena itu pula yang menjadi tujuan utama pemerintah.


"Tetapi, dua individu ini, karena mereka telah menjadi sosok yang berubah, justru menjadi sebuah aset bagi perjuangan Indonesia melawan tindak kejahatan narkoba. Oleh sebab itu, saya pikir malah akan menjadi kontraproduktif untuk mengeksekusi mereka," ujar Abbott.

Sementara, hingga Selasa kemarin, Abbott masih terus menanti untuk berbicara dengan Presiden Joko Widodo mengenai kasus Chan dan Sukumaran. Pada pekan lalu, Abbott telah mengirimkan surat dan meminta untuk bisa berkomunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Abbott mengatakan sejauh ini permintaannya untuk berkomunikasi belum mendapat tanggapan dari Jokowi.

"Permintaan itu belum dipenuhi. Memang belum bisa diakomodir, tetapi saya berharap bisa berkomunikasi secepatnya dia dia," imbuh Abbott yang dikutip harian The Age.

Dalam pidatonya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada Senin kemarin, Tedjo mengancam jika Negeri Kanguru terus menekan Indonesia, maka Jakarta akan melepas imigran gelap yang kini tengah ditampung di Indonesia.

Total, ujar Menteri dari Partai Nasdem itu, ada lebih dari 10 ribu orang manusia pencari suaka yang tertahan di Indonesia.

"Jika mereka dilepas dan dibiarkan menuju ke Australia, dipastikan akan seperti tsunami manusia," kata dia.

Selain itu, dia juga mengancam jika Indonesia berhenti mengimpor sapi dari Australia, maka yang akan dirugikan dan ditekan oleh publik domestik adalah Negeri Kanguru. Indonesia adalah pasar utama untuk sapi Australia.

Maka, ujar Tedjo, jika dihitung secara ekonomis, ekspor Australia lebih besar dari Indonesia, sehingga tidak masalah jika Negeri Kanguru menghentikan perdagangan dengan Indonesia.

2 komentar:

  1. hmmmm kenapa ga dari kemaren2 pak?

    BalasHapus
  2. Tutup jalur laut menuju AUSTRALIA, sehingga akan mengakibatkan lebih buruk negara Australia sebagai negara yang terisolasi dengan peradaban dunia baik perdagangan, persahabatan dan banyak efek buruk lainnya.

    BalasHapus