Kamis, 02 Juli 2015

Solusi Jenderal Gatot Soal Masalah Wilayah Perbatasan


Masalah wilayah perbatasan kerap menjadi pemicu hubungan panas antara Indonesia dengan negara tetangga seperti Malaysia. Salah satu contoh ketika helikopter Malaysia mendarat di Sebatik, Kalimantan Utara.

Solusi Jenderal Gatot Soal Masalah Wilayah Perbatasan

Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui hal ini menjadi persoalan karena belum ada keterpaduan komunikasi serta kelengkapan seperti radar.

"Jadi, jujur ruang udara Indonesia seharusnya sudah tertutup semuanya.  Dalam arti kata, kita bisa memantau tidak ada sudut yang lowong. Sehingga siapapun juga yang masuk tanpa teridentifikasi laporan bisa tahu," kata Gatot usai uji kelayakan di Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2015).


Dia mengatakan belum adanya keterpaduan serta radar yang lengkap membuat sulitnya memonitor pesawat asing masuk. Jika masalah keterpaduan ini bisa diatasi maka pesawat atau helikopter bisa terdeteksi.

"Jujur semua ini belum ada monitor oleh radar. Ini yang menyebabkan tiba-tiba heli mau mendarat, kita tidak tahu. Itulah perlunya dalam visi saya perlu adanya keterpaduan baik komunikasi, radar dan sebagainya dengan pasukan-pasukan terdepan bagi perbatasan walaupun dengan pulau-pulau terpencil," sebut Gatot.

Lanjutnya, sistem keterpaduan ini juga membuat semua siaga. Pasalnya, ada peringatan jika masuk ke wilayah perbatasan Indonesia. Celah yang menjadi kekurangan dalam perbatasan Indonesia mesti dibenahi.

"Itu diberi warning. Anda sudah masuk wilayah perbatasan Indonesia, Anda sudah mendekati. Anda harus kembali. Kalau tidak seperti yang lalu dikejar oleh pesawat diingatkan untuk mendarat. Tapi, ini tidak karena ada celah yang kosong, maka perlu ada keterpaduan," tutur eks Pangkostrad itu.  (Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar