Rabu, 26 Agustus 2015

Dolar tembus Rp 14.000, bagaimana nasib pembelian alutsista TNI


Gejolak ekonomi global menyebabkan rupiah mengalami pelemahan. Kini, nilai rupiah terhadap USD 1 mencapai Rp 14.000.

Tak hanya melemahkan ekonomi nasional, melemahnya nilai rupiah juga bisa menyebabkan rencana strategis (renstra) untuk memperbaharui alat utama sistem senjata (alutsista). Pemerintah dengan terpaksa melakukan pemotongan anggaran pertahanan.



Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengungkapkan, selain menyebabkan ekonomi melemah, kondisi tersebut juga membuat anggaran dipotong. Selisihnya cukup besar, hampir mencapai Rp 7 triliun.


"Anggaran pertahanan alami pemotongan, dulu Rp 102 triliun tinggal Rp 96 triliun, jadi pemotongan hampir Rp 7 triliun," ujar Tantowi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (25/8).

Politikus Partai Golkar ini meyakini pemotongan tersebut sangat memberatkan, terutama bagi TNI. Sebab, pemerintah maupun DPR sudah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus penguatan maritim.

"Sudah pasti pembelian kita untuk alutsista asing akan berdampak pada anggaran, karena kita belinya pakai dolar AS," ungkapnya.

Sejauh ini, anggaran pembelian yang tersedia merupakan kelanjutan kerja sama sebelumnya, yakni pengadaan kapal selam dan pesawat tempur. Belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai pengadaan alutsista baru untuk memperkuat basis maritim.

Pemerintah sudah melakukan pembayaran terhadap beberapa alutsista sesuai kredit yang disepakati dengan negara produsen. "Sebagian sudah dibayar, sudah enggak ada masalah. Kalau yang belum, saya tidak tahu detailnya," tutup dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Djundan Eko Bintoro mengatakan, pelemahan dolar belum memberikan pengaruh terhadap rencana pertahanan Indonesia. Sebab, pemerintah maupun DPR belum menyepakati besaran anggaran.

"Belum, jadi kami belum bahas. Saat ini masih proses, belum bahas anggaran. Jumlah berapa tapi memang ada alokasi untuk renstra," sahut Djundan. (Merdeka)

4 komentar:

  1. kalau ini hanya membutuhkan tenaga kerja bank indonesia harus perbanyak mencetak uang , semesti indonesia juga harus ada perkecilan mata uang di jaman presiden soekarno, karena kita sudah lebih tahu tegnologi berbeda di jaman presiden sukarno yang presiden pertama indonesia

    BalasHapus
  2. sama saja bangsa indonesia semakin pintar cerdas tapi di bohongin sama musuh. bersedih pahlawan indonesia karena indonesia semakin merdeka semakin cur, semesti nya merdeka menikmati kemerdekaan indonesia

    BalasHapus
  3. di indonesia banyak emas logam mulia tuker dollar sebanyak nya atau mata uang negara lain yang lebihi dollar, ayolah indonesia bisa

    BalasHapus