PT Dirgantara Indonesia (Persero) membeli mesin-mesin produksi baru guna memenuhi pesanan pembuatan pesawat setelah banyak masuk pesanan (order) pembelian akhir-akhir ini.
"Kami kebanjiran pesanan, makanya permesinan yang sudah berusia rata-rata 30 tahun kami revitalisasi," kata Kepala Humas PTDI Rakhendi Triyatna.
Quaser MV 18C (exapro.com) |
Selain derasnya pesanan itu, kata Rakhendi, PTDI sedang dalam jadwal pembenahan sesuai dengan program restrukturisasi dan revitalisasinya, sehingga selain melaksanakan penyiapan SDM sesuai kebutuhan masa depan, juga pengadaan mesin-mesin baru guna kelancaran proses produksi.
Mesin-mesin baru yang sudah dioperasikan yaitu sebanyak delapan unit dan lima unit lainnya dalam proses kedatangan.
Mesin tersebut adalah mesin CNC (Computerized Numerical Control), di antaranya Quaser MV 18C, Haas VF6-50, Haas VR 11 B Deckel Maho DMU 100 mB dan mesin Gantry Jobs LINX30 serta Gantry Matec 30 P.
Mesin-mesin berteknologi tinggi dalam kondisi baru tersebut didatangkan dari beberapa pabrik di antaranya dari Jerman, Itali dan Taiwan.
Gantry Jobs LINX30 (emo-catalogo.finetuning.it) |
Rakhendi menjelaskan, kemampuan mesin CNC dapat diandalkan dan pengalaman selama ini menunjukkan di samping mampu menyelesaikan pembuatan komponen untuk pesawat-pesawat produk sendiri, juga PTDI mampu memasok dalam jumlah besar komponen-komponen pesanan Airbus, Boeing dan Bombardier.
"Sebagaimana sering kami ungkapkan, PTDI merupakan pemasok tunggal untuk bagian tengah, depan, sayap pesawat A380, pesawat terbesar di dunia yang berlantai dua," kata Rakhendi sembari menambahkan pihaknya saat ini memiliki lebih dari 100 unit mesin CNC dan TNC.
Mesin-mesin yang ada itu sebelumnya telah beroperasi dengan sangat produktif dan rata-rata dioperasikan sedikitnya 15 jam per hari guna memenuhi target produksi yang sudah dijadwalkan penyelesaiannya secara sangat ketat.
Guna menyambut program CN295, saat ini pembangunan Assy (Assembling) CN295 sedang disiapkan oleh PTDI.
Gantry Matec 30 P (matec.de) |
Dasar pembuatan pesawat CN295 adalah hasil pengembangan dari pesawat CN235 oleh Airbus Military, di antaranya dengan menambah panjang badan pesawat sekitar3 (tiga) meter, landing gearnya diperkuat dan power enginenya ditambah.
Persiapan yang dilakukan untuk pekerjaan Assy (Assembling) pesawat CN295 yang akan dilakukan, PTDI menyiapkan badan pesawat (fuselage) yang lebih panjang, semua sedang dalam pengerjaan.
Haas VF6-50 (haascnc.com) |
Dengan terus mempromosikan pesawat CN235, CN295, NC212-400 serta pesawat N219 (dalam tahap rancang bangun), PTDI saat ini terus berbenah diri dalam segala hal untuk menyambut prospek pasar di kawasan Asia Pasifik yang semakin meningkat, demikian Rakhendi.
Sumber : Antara
mesin2 begitu indonesia blm bs buat? gapapa deh asal PTDI makin sukses!
BalasHapusSuatu industri itu tidak perlu semuanya dibuat dari nol oleh sendiri, apalagi mesin produksinya. yg Penting PT. DI terus maju dan berkembang mengharumkan Indonesia di Dunia Internasional
Hapusharapan kedepan'y mesin2 pesawat dan s-part di buat di dalam negri,, agar anak2 bangsa bs berkreasi dg imajinasi'y....
BalasHapusApa salahnya bos kalau bisa buat mesin sendiri, agar dpt memenuhi home industri sbg sub order s-part ke PT DI dan akan memberikan kecepatan hasil produk menyambut prospek permintaan meningkat pasar di kawasan Asia Pasifik.
BalasHapus