Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Selasa, 23 Oktober 2012
Poso Kembali Bergejolak
Polda Sulawesi Tengah masih menyelidiki keterkaitan kasus terbakarnya gereja dengan pemboman pos polisi lalu lintas di Kabupaten Poso, Senin.
"Kami masih menyelidiki dan memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui keterkaitan kedua kasus itu," kata Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno di Palu, Senin.
Sebuah gereja di Kelurahan Madale, Kecamatan Poso Kota Utara pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WITA diduga dibakar oleh orang tak dikenal. Kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Selanjutnya pada Senin pagi pukul 06.15 WITA sebuah bom meledak di pos Polantas di Kelurahan Kasintuvu yang menyebabkan dua orang terluka.
Soemarno menduga bom itu diletakkan pada malam hari saat pos Polantas kosong, dan diledakkan ketika akan dijaga petugas.
"Pelakunya pasti sudah mengetahui aktivitas polisi di pos tersebut. Pelakunya mungkin juga sudah melakukan survei sebelumnya," katanya.
Soemarno berharap pelaku teror itu bisa segera ditangkap guna mengungkap motif yang sebenarnya. "Untuk saat ini motif pelaku adalah membuat teror."
Namun dia enggan menyebutkan kelompok pelaku pembuat teror itu. "Kalau sudah ditangkap pasti akan diketahui motifnya," katanya.
Dalam kurun dua bulan terakhir, Kabupaten Poso diguncang sejumlah kasus, yakni dua penembakan warga oleh orang tak dikenal, dua pengeboman yang menimbulkan korban luka, serta pembunuhan dua polisi di Dusun Tamanjeka, Poso.
Beberapa hari sebelumnya, polisi telah menangkap dua terduga pelaku pembunuhan dua polisi yang saat ini masih diperiksa intensif.
Saat ini pengamanan Poso makin diperketat. Petugas keamanan melakukan razia di sejumlah daerah perbatasan Kabupaten Poso.
Pelaku teror Poso diduga dari luar Daerah
Dalang dan pelaku lapangan teror di Poso, Sulawesi Tengah, diindikasikan Kepolisian Indonesia berasal dari luar wilayah itu. Senin pagi tadi ada bom di satu pos Satuan Lalu-lintas setempat.
"Itu kita lihat selama ini yang tertangkap dari luar, pelaku bom yang di Surakarta, Badri Hartono juga pernah di Poso," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta, Senin.
Rafli menjelaskan kepolisian telah mendeteksi banyak kelompok teror dari luar Poso yang mendekati kota di Sulawesi Tengah itu, pada beberapa waktu belakangan ini.
Kelompok-kelompok dari luar ini, menurut dia, mencoba membuat konflik horizontal di Poso dengan berbagai aksi teror.
Dia menyebut pembakaran tempat ibadah yang terjadi Senin dini hari (22/10) juga terkait dari aksi kelompok teror ini.
Saat ini, Kepolisian terus melakukan penyelidikan termasuk juga mencari berbagai indikasi kejadian ini dengan riwayat beberapa anggota kelompok itu yang dimasukkan ke Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Kami terus gali DPO-DPO yang diduga memiliki keterkaitan," katanya.
Dari beberapa kejadian ini, kepolisian mengimbau masyarakat Poso dan juga Sulawesi Tengah tidak panik dan terprovokasi atas insiden ini.
"Kita semua sangat menyesalkan dan kita berusaha semaksimal mungkin terhadap langkah-langkah hukum lebih lanjut," katanya.
Pada beberapa kejadian teror termasuk bom yang meledak di rumah pegawai Dinas PU Palu, Okri Mamuaya, pada 9 Oktober, kepolisian sempat menduga ada keterlibatan anggota Kelompok Santoso yang mauk DPO.
Namun Kepolisian belum secara gamblang menyebutkan dugaan nama kelompok teror terkait aksi bom di Pos Lantas, Poso, dan kembali lagi menegaskan akan terus menyelidikinya.
Pada Senin (22/10), satu bom meledak di kantor pos lalu lintas, Kasintufu, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Akibat insiden itu, seorang polisi dan seorang satpam terluka.
Dini hari sebelum kejadian itu, sebuah gereja di Kelurahan Madale, Kota Poso, Sulawesi Tengah, terbakar sekitar pukul 02.00 WITA, tapi tidak ada korban jiwa.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar