Minggu, 04 November 2012

Konflik Horisontal Akibat Lunturnya Keteladanan


Direktur Program dan Pengembangan Deputi Bidang Pemantapan Nilai Lembaga Ketahanan Nasional, Kisnu Haryo menilai konflik horisontal terjadi tidak terlepas dari lunturnya keteladanan di level pemimpin, baik nasional maupun lokal.

Konflik Horisontal Akibat Lunturnya Keteladanan
Ratusan kaum muda Kota Bandar Lampung menggelar aksi damai terkait bentrokan antarwarga di Desa Balinuraga, di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Lampung, Kamis (1/11/2012). Selain berorasi, mereka membagikan stiker bertuliskan Lampung Damai dan meneriakkan yel-yel Lampung damai. TRIBUN LAMPUNG/PERDIANSYAH
 
"Pemimpin yang minim teladan membuat rakyat makin apatis dan liar, apalagi contoh-contoh ketidakteladanan itu makin telanjang dipertontonkan. Yang jelas kalau pemimpinnya tidak menjadi teladan, maka rakyatnya akan `mengencingi` pemimpinnya," kata Kisnu dalam acara kunjungan Biro Humas Lemhannas di Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat (Pusdikajen) Bandung, Jumat.

Oleh karena itu, lanjut dia, wawasan kebangsaan itu harus ditanamkan kesadaran dari pemimpin.

Menurut dia, masyarakat saat ini sudah kritis untuk menilai sikap dan tingkah laku pemimpinnya. Kalau pemimpinya juga mempertontonkan konflik, tentu saja itu akan jadi pembenaran di level masyarakat," katanya.


Lemhannas sendiri bersama Presiden akan mengambil keputusan bahwa kurikulum yang dikembangkan Lemhannas nanti akan menjangkau pimpinan daerah. Jadi, ada khusus pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi pimpinan daerah, katanya.

Selain itu, tumpulnya pemahaman tentang nilai-nilai multikulturalisme dan pluralisme di tengah masyarakat menyebabkan terjadinya konflik.

Ini juga dipengaruhi banyaknya tawaran nilai-nilai baru yang berkembang oleh gerakan tertentu di masyarakat. Ini harus jadi perhatian bersama, ujar Kisnu.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Kertopati, mengatakan, konsepsi kepala daerah di Indonesia juga sudah terjangkit budaya `euphoria kekuasaan`.

"Sudah duduk, lupa tugas utama yakni menjadi pemimpin sekaligus pengayom rakyat. Ya,sebaiknya pemda punya program mediasi, wadah atau forum komunikasi antar warga," tuturnya.



Sumber : Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar