Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengatakan hingga saat ini regulasi mengenai pengawasan udara nasional belum komprehensif. Diharapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengawasan Udara Nasional segera disahkan sebagai revisi dari UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kedaulatan Penerbangan.
Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono foto : ansel-boto.blogspot.com |
"Harus ada penyamaan persepsi tentang pentingnya pertahanan dan kedaulatan udara nasional," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara dalam serah terima jabatan Kepala Staf TNI AU (Kasau) di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).
Keberadaan regulasi yang komprehensif, lanjut Panglima, akan menjadi referensi dalam menyusun strategi penggunaan tepat guna untuk mendukung pertahanan udara. "Saya juga berharap UU Pengawasan Udara Nasional bisa menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan walaupun saat ini sudah ada UU Industri Pertahanan," kata dia.
Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia resmi menggantikan Marsekal Imam Sufaat sebagai Kasau. Sebelum serah terima jabatan ini, Ida Bagus sudah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (17/12).
Agus Suhartono berharap Ida Bagus mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) hingga 2024. "Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima.
Agus berharap pergantian kepala staf baru ini bisa membuat TNI AU mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan MEF.
Terus Meningkat
Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang keefektifan dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU. Apalagi ke depan, perkembangan situasi keamanan regional dan internasional akan terus meningkat dan sewaktu-waktu mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.
Selama menjabat sebagai Kasau, Imam Sufaat terbilang sukses memodernisasi alutsista dengan persentase angka penambahan mencapai 60 persen dari kekuatan sebelumnya. Imam yang menjabat Kasau lebih dari tiga tahun ini juga berhasil menambah Satuan Radar dan Batalyon Paskhas di Biak sebagai penambahan kekuatan di Indonesia Timur. Imam pun menambah Skadron VVIP khusus helikopter di Halim Perdanakusuma. Setelah sertijab ini, Imam akan menjalani masa pensiun.
Sementara itu, Ida Bagus menyatakan akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan meningkatkan kemampuan alutsista TNI AU. "Untuk peningkatan alutsista TNI AU ke depan, saya akan langsung konsolidasikan dengan jajaran. Saat ini saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," katanya.
Ida Bagus merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 ketika menjabat gubernur AAU.
Pada Juli 2012 lalu, dia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Ida Bagus akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.
Sumber : KJ
Pemerintah seharusnya sdh memikirkan pengawasan udara, jangan lagi diserahkan negara singap dan hrs diminta kalau perlu minta paksa/somasi.
BalasHapus