Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Minggu, 27 Januari 2013
Kelompok Sparatis OPM Sandera Sembilan Pekerja Konstruksi
Aksi penyanderaan oleh kelompok separatis OPM terhadap sembilan karyawan perusahaan Kontraktor pembangunan jalan, terjadi di Kampung Ukawo Distrik Siriwo Kabupaten Paniai, Jumat pekan lalu sekitar pukul 11.00 WIT.
Mereka meminta tebusan, dan lima jam kemudian setelah dipenuhi, akhirnya para sandera dilepas. Juru Bicara Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya saat dikonfirmasi Minggu, 27 Januari membenarkan aksi penyanderaan tersebut.
"Benar, telah terjadi aksi penyanderaan oleh kelompok bersenjata pimpinan LY, terhadap 9 karyawan perusahaan kontraktor. Aksi itu berlangsung selama 5 jam. Mereka melepas para sandera setelah diberikan uang tebusan," kata Sumerta.
Aksi penyanderaan itu terjadi secara spontan. Kelompok bersenjata berjumlah 12 orang dengan menggunakan lima senjata api, yakni dua laras panjang dan tiga laras pendek mendatangi kamp para karyawan.
"Pekerja yang saat itu sedang membangun Sekolah Dasar. Para pelaku kemudian mengumpulkan sembilan karyawan dan menggiringnya ke sebuah lapangan dekat kamp," ujar Sumerta.
Setelah dikumpulkan, para pekerja diminta untuk mengumpulkan HP, tas ransel, dompet dan pakaian mereka. “Para pelaku juga mengambil bahan makanan dan alat-alat pertukangan dari dalam kamp," jelasnya.
Melihat aksi itu, warga setempat sempat memprotes, karena masyarakat menilai perusahaan itu sangat banyak membantu daerah tersebut. "Diprotes warga, kelompok bersenjata pimpinan LY yang tak
lain adalah adik Kandung dari John Yogi yang markas di Eduda yang telah ditumpas, mengeluarkan tembakan. Warga ketakutan. Tapi malah kelompok itu meminta denda 1 peluru yang ditembakan Rp5 juta, warga tidak punya uang,’’ ucapnya.
Merasa tidak puas, kelompok itu kemudian meminta salah seorang sandera menghubungi pemilik perusahaan untuk datang ke tempat kejadian membawa uang tebusan. "Setelah menjarah barang-barang karyawan, mereka meminta uang tebusan Rp20 juta dan seekor babi," jelas Sumerta.
“Setelah mendapat uang tebusan, kelompok bersenjata itu kemudian melepas para sandera, mereka lalu melarikan diri masuk ke dalam hutan," ucapnya.
Para sandera kemudian melapor ke Polres Paniai. “Mendapat info, anggota Polres Paniai langsung melakukan pengejaran, tapi terhalang cuaca gelap, sehingga dihentikan," paparnya.
Sumber : VivaNews
senjatanya M4. pemberontak maen mata sam CIA tu
BalasHapus