Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Rabu, 06 Maret 2013
Menkopolhukam: Pembubaran Densus 88 Berlebihan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menilai wacana pembubaran Detasemen Khusus Anti Teror 88 Kepolisian RI terlalu berlebihan. Hal ini disampaikan Djoko menanggapi permintaan sejumlah pakar untuk membubarkan Densus, menyusul menyebarnya video berisi aksi kekerasan polisi kepada para tersangka teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
"Sedang dievaluasi, kita tunggu saja. Tapi kalau menuntut pembubaran saya kira terlalu berlebihan," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 5 Maret 2013.
Djoko sendiri pada awalnya enggan untuk menunjukkan sikapnya mengenai wacana pembubaran Densus 88. Menurut dia, video tersebut juga belum dapat membuktikan adanya pelanggaran dalam proses penanganan teroris oleh pasukan Densus 88.
Ia menyatakan, pada saat ini, yang harus dibuktikan lebih dulu adalah kebenaran atau fakta keterlibatan Densus 88 dan Brimob dalam video tersebut. Meski sebelumnya Polri menyatakan video adalah rekaman pada tahun 2007, menurut Djoko, polisi masih melakukan evaluasi.
"Markas Besar Polri dan Polda setempat akan menjawab setelah melakukan evaluasi," kata Djoko.
Wacana pembubaran Densus 88 muncul setelah sejumlah pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Pusat Muhammadiyah, dan ormas Islam melaporkan adanya rekaman video kekerasan tersebut ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, akhir Februari lalu.
Video tersebut diduga merekam peristiwa 18 anggota Densus 88 dan Brimob yang sedang menangkap 14 warga Kalora, Poso pada Desember 2012. Warga Kalora ini awalnya diperiksa setelah diduga terlibat penembakan empat anggota Brimob di Tamanjeka, Gunung Biru, Poso. Akan tetapi, pada saat pemeriksaan 14 orang ini malah dipukuli dan mengalami luka lebam dan luka fisik lainnya.
Belakangan terungkap bahwa sebagian isi video adalah rekaman peristiwa penyerbuan Densus 88 ke Tanah Tinggi, Poso, pada 2007 silam. Sejumlah tersangka yang sepintas tampak sedang dianiaya adalah para pelaku pengeboman gereja dan mutilasi atas warga. Sebagian dari mereka kini sedang menjalani hukuman penjara. (Tempo)
Kalo MUI, Muhammadiyah, dan ormas islam lain pengen densus 88 bubar... Sebagai gantinya mau gak kalian menggantikan peran densus memerangi terorisme???
BalasHapusKalo bertindak ya mbok otaknya dipake, gak asal buka mulut aja ...
Jgn2 yg menuntut di bubarkannya densus 88 adalah pro teroris. Sehingga keberadaan densus 88 justru menghambat langkah mereka dlm bertindak.
BalasHapusormas n yg mngatas nm kn ulamah garis keras tu sbnranya DI/TII
BalasHapusagama sbgai kedok tp tujuannya bukan agama tetapi mo mndirikan negara sndri.......ini yg di namakan musuh dlm slimut kt pepatah mengatakn.
ulamah yg mengatakn bahwa Densus 88 d bubarkn sejati"y dy DI
sy atas nm bangsa Indonesia
BRANTAS TERUS Densus 88
DI & antek teroris