Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengharapkan lahirnya grand aerostrategy atau strategi udara global Indonesia yang mampu membangun operasi bersama seluruh unsur pertahanan udara TNI. Strategi ini diperlukan untuk mengamankan kedaulatan udara Indonesia.
sumber : foto.news.viva.co.id |
"Strategi udara global ini juga harus mengakomodasi seluruh potensi udara nasional pada tataran operasional," kata Agus dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, pada peringatan HUT ke-67 TNI AU, di Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Selasa (9/4). Kelahiran strategi udara global, lanjutnya, amat penting jika dihadapkan ke geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah kedaulatan mencapai 1,9 juta kilometer persegi.
Wilayah udara bukan lagi teritorial kosong tanpa makna, tapi menjadi wilayah perebutan kepentingan, baik dari aspek politik, global, ekonomi, maupun pertahanan. Kekuatan politik dinilai masih menjadi isu yang menonjol dalam perkembangan global.
"Penggunaan instrumen militer merupakan alat politik kekuatan bagi kepentingan diplomasi dan kepentingan mengangkat posisi tawar penyelesaian masalah bilateral dan internasional," ujarnya. Sementara itu, perkembangan Laut China Selatan yang semakin memanas, tambahnya, merupakan salah satu tantangan untuk terus dicermati. Apalagi di sana terletak masa depan keamanan nasional, baik dari aspek politik, ekonomi, maupun pertahanan.
Di sisi lain, pelanggaran wilayah udara nasional oleh pihak-pihak yang berkepentingan bukanlah hal ringan. "Semua bergerak paralel dengan perkembangan global sehingga menjadi tantangan yang harus terus diantisipasi TNI, khususnya TNI AU," lanjutnya.
Semakin Canggih
Kasau mengatakan strategi udara global sangat dibutuhkan mengingat semakin rawan nya wilayah udara dari penyusupan. Apalagi teknologi kedirgantaraan semakin canggih.
"Udara harus menjadi bagian dari strategi pertahanan nasional," ujarnya. Saat ini, TNI AU masih berusaha mengarah pada strategi global tersebut. Kasau belum bisa memastikan kapan strategi udara global itu bisa diterapkan di Indonesia. "Namun, seiring dengan terus dilengkapinya alat utama sistem senjata (alutsista) di lingkungan TNI AU, kita sudah bisa mengarah ke sana," katanya.
Sementara itu, puncak perayaan HUT ke-67 TNI AU berjalan meriah walaupun tanpa menampilkan pesawat tempur. Dua tim aerobatik kebanggaan TNI AU mampu menghibur ratusan undangan dan warga sipil yang sengaja datang ke sana. Kedua tim aerobatik itu antara lain Jupiter Aerobatic Team (JAT) dari Skadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sutjipto dan Team Dynamic Pegasus dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma Kalijati Subang, Jawa Barat.
Tim Aerobatik Jupiter menggunakan pesawat KT-1 Wong Bee buatan Korea yang diawaki oleh para instruktur penerbang menggunakan tujuh pesawat. Sama seperti yang sudah dilakukan dalam airshow di Langkawi, Malaysia, beberapa waktu lalu. Tim Aerobatik Jupiter melakukan beberapa manuver menegangkan, di antaranya Jupiter Roll, LoopXClover Leap, Mirror, Tango to, Jupiter Roll back, Hi ‘G’ TurnRoll Slide, dan Break Off .
Sedangkan Tim Dynamic Pegasus menggunakan tujuh pesawat helikopter EC-120 Colibri dengan manuver Pegasus Cross, Head On, Water Fall, Pegasus Love Tactical, Huming Bird Kiss, dan Sparkling. (KJ)
Dng 102 pesawat blm bisa dijadikan tolak ukur bhw indonesia sdh bisa mengarah strategi global udara,krn dr 102 tdk smuanya pesawat tempur mlainkan ada jg pesawat angkut,pesawat latih dan helikopter angkut. Dlm menjaga wilayah negara yg luas dan memenuhi tujuan strategi global udara,indonesia slain perlu mengadakan pesawat angkut dan helikopter angkut militer serta pesawat latih, juga sangat2 penting utk mengadakan skuadron pesawat tempur di daerah perbatasan,misal di papua yg berbatas dng papua nugini jg berbatasan dng negara2 di pasifik stidaknya perlu 2 skuadron tempur, mis SU 27, 2 skuadron helikopter serbu atau serang ringan mengingat di papua ada batalyon OPM, NTT yg berbatas dng australia,yg diback up USA dng sgl kpl perang,pesawat tmpr,MBT,ribuan pskn USA dan timor leste yg dipantau oleh portugis mskpn sdh merdeka krn ada keptngn dng celah timor, perlu 3 skuadron tempur klas SU 35 BM jika Australia jadi membeli F 35, 2 skuadron ditmptkan di kupang,1 skuadron di kalabahi-alor,sulawesi yg berbatas dng filipina dan laut china slatan krn ada sengketa dng china perlu 3 skuadron tempur SU 30 MKM,kalimantan yg berbatas dng malaysia,brunai,dan kalbar yg jg lautnya tdk jauh dr perairan singapura, shg smua daerah kalimantan memerlukan 4-5 skuadron tempur SU 30 MKM utk imbangi malaysia yg akn mngganti 24 pswt tmpr yg lama,maluku mskpn jauh dr australia tapi utk menjaga lubang pertahanan antara papua dng NTT perlu ditempatkan 1 skuadron su 27 atau F16 upgrade 52,di sumatera dan aceh perlu 5 skuadron tempur dng 2 skuadron SU 27, 1 skuadron
BalasHapusSU 30 MKM,2 skuadron F 16, utk pulau meulaboh,pulau nipah,pulau berhala,pulau sekotok,pulau tarakan, pulau nunukan,masing2 pulau paling tdk ada 6 unit F5 atau F16,pulau jawa dr 6 propinsi perlu ada 2 skuadron tempur SU 30 MKM,3 skuadron SU 35,2 skuadron F 16,pnmpatan skuadron tdk trpst pd ibu kota propinsi,bgn slatan jawa plng tdk hrs ada 2 atau 3 skuadron pesawat tempur,strategi global udara jg perlu mdpt dukungan dr matra laut,matra laut dibagi 4 wilayah,wil barat meliputi aceh,sumatera,kalbar plng tdk dng 150-175 kapal perang,wil pusat meliputi sluruh daratan p.jawa,p.madura,kalteng,kalsel,kaltim perlu 150-175 kapal perang,wil tengah meliputi p.tondano,p.tahuna, sulawesi,gorontalo,bali,NTB,NTT perlu 200 kapal perang,wilayah timur meliputi maluku,halmahera,papua perlu 200 kapal perang,masing2 wilayah tsb perlu 5 brigade marinir,perlu 10-13 LPD,20-40 LST ,dan jg perlu diback up dr matra darat yg masing wilayah tsb memerlukan 750-850 altileri,memerlukan pantsyr sbnyk 200-400 unit,perlu 400 juveline,perlu kavaleri 3 batalyon MBT,5 batalyon tank medium,3 skuadron heli serbu atau serang.mahal2 tp kedaulatan negara kita palng mahal,mngadakan alutsista dilakukan scr bertahap sesuai dng anggaran,msg wilayah diperlukan 4-5 batalyon pasukan terjun siap tempur,4-5 batalyon kostrad,pulau terluar di jaga 2 kompi gabungan 3 matra,1 pleton polairud,
Perlunya pesawat UAV ditempatkan di perbatasan TL, demikian juga UAV ditempatkan di Papua dan setiap saat dpt memantau wilayah Papua serta TL. Miris...marinir AS ditempatkan di bagian timur....
BalasHapus