ROKET Artillery Saturation Rocket System (Astros) II MK 6, salah satu alat utama sistem persenjataan (Alutsista) buatan Brazil akan memperkuat TNI Angkatan Darat. Alutsista baru dan tercanggih ini akan ditempatkan di dua batalyon antara lain Batalyon Artileri Medan (Armed) 1/105 Tarik, Kodam V Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Roket Astros II MK 6 |
Komandan Yonarmed 1/105 Tarik, Letkol Arm. Aria Yudha mengatakan Markas Batalyon Armed 1/105 Tarik siap menerima Astros II, baik dari segi sarana prasarana latihan maupun pemberdayaan prajurit.
“Rencananya, pengiriman peluncur roket Astros II akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, pengiriman paling cepat tuntas pada Desember 2014 mendatang,” kata Danyon Armed 1/105, saat menerima kunjungan para wartawan dalam acara Press Tour Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad) di Markas Yonarmed 1/105 Tarik, Malang, Jawa Timur, Kamis (22/8).
Press Tour ini dipimpin oleh Kasubdispenum Dispenad, Kolonel Inf. Zaenal M. Sedangkan Danyon Armed didampingi Wakil Komandan Yonarmed 1/105, Kapten Arm. David Edo dan sejumlah jajaran prajurit Yonarmed.
Menurut Danyon Armed, Kodam V/Brawijaya telah melakukan persiapan penggunaan dan pemeliharaan Roket Astros kepada para prajuritnya.
“Semua sudah dipersiapkan untuk dapat mengoperasikan Astros II, katanya.
Menurutnya, persiapan juga sudah dilakukan yaitu sarana dan prasarana termasuk penyiapan tempat penyimpanan (garasi) yang mampu menampung hingga 18 peluncur roket. Selain itu, juga dibangun tempat penyimpangan ruangan pemeliharaan dan lain-lain.
Yudha menambahkan, prajurit yang ada juga telah dipersiapkan mulai dari pelatihan bahasa Inggris, teknisi dan lainnya.
“Karena alat canggih menggunakan sistem komputering, makanya kita terus mempersiapkan personel yang ada,” katanya.
Astros II MK 6 merupakan alutsista canggih buatan Brazil yang memiliki daya jelajah roket hingga 300 km. Persenjataan tersebut diyakini menjadi alutsista yang paling modern karena memiliki jarak jangkau yang jauh serta berdaya ledak besar (450 mm). Bahkan, pengoperasiannya sudah menggunakan sistem komputerisasi.
Saat ini, alutsista yang ada di Markas Yonarmed 1/105 Tarik, baru sebatas pada meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia tahun 1949.
“Nanti, jika Astros II tiba dari Brazil, Meriam 105 mm tersebut akan ditarik ke Markas Armed Pusat yang berada di Cimahi. Diletakkan di mana itu urusan dari pusat,” katanya.
Astros II memiliki kehandalan dan keakuratan cukup tinggi, terutama adaptabilitas terhadap karakteristik daerah operasi di Indonesia. Selain itu, Astros II memiliki daya tahan terhadap cuaca dan medan geografis sehingga sangat mendukung operasional dan taktis TNI AD.
ASTROS II pada hakekatnya adalah sebuah sistem lengkap, terdiri dari komponen kendaraan peluncur, disebut sebagai AV-LMU (Universal Multiple Launcher), kemudian ditunjang dengan kendaraan pembawa/re-supply amunisi (AV-RMD). AV-RMD mempunyai kapasitas angkut sebanyak dua kali untuk pengisian tiap AV-LMU.
Sedangkan untuk elemen pengendali tembakkan, dipercayakan kepada varian kendaraan tempur (ranpur) komando AV-VCC yang dilengkapi peralatan komunikasi untuk mengkoordinasikan sampai tiga baterai ASTROS II. Paketnya makin lengkap lagi jika unit kendali penembakan AV-UCF juga diturunkan.
AV-UCF yang dilengkapi radar dan komputer penembakan, berperan sebagai FDC (Fire Direction Center) bagi unit AV-LMU. Kehadiran AV-UCF dapat meningkatkan persentase perkenaan secara signifikan dan memperpendek waktu serangan.
Meski tertinggal beberapa tahun dari Malaysia, dengan anggaran 405 juta dollar Amerika, Indonesia telah melakukan finalisasi untuk mendatangkan sekitar 36 unit ASTROS II MK6.
Hadirnya Astros II menjadikan kekuatan artileri medan (armed) TNI AD kini sejajar dengan Angkatan Darat Malaysia. Di negeri Jiran sendiri, telah jauh lebih dahulu mengoperasikan MLRS sejak 2001. (Jurnas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar