Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Kamis, 10 April 2014
Ekspor Anoa ke Malaysia Tersendat
Rencana ekspor panser Anoa buatan PT Pindad (Persero) ke Malaysia terancam gagal karena protes pabrikan otomotif asal Prancis, Renault. Rencananya, Pindad akan menjual Anoa ke negeri jiran itu menggunakan mesin Renault.
"Renault protes karena mereka juga menawarkan panser Renault ke Malaysia," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pindad Wahyu Utomo kepada Tempo, Minggu, 6 April 2014. (Baca: 24 Anoa Perkuat Misi TNI ke Sudan)
Pindad, kata dia, sebenarnya sudah memberikan alternatif kepada pemerintah Malaysia untuk menggunakan mesin Mercedes-Bens atau Deutz. Dua mesin alternatif, menurut Wahyu, sebenarnya sama tangguhnya. "Namun terserah user-nya. Hingga kini mereka belum memberikan jawaban mau pakai yang mana."
Sebelumnya Malaysia berminat membeli 23 panser Anoa buatan Pindad. Selain Malaysia, beberapa negara ASEAN lainnya juga menyatakan ketertarikannya, misalnya Brunei Darussalam dan Filipina. Selain itu, ada negara-negara Afrika dan Timur Tengah, seperti Irak dan Uganda, yang menyatakan ketertarikannya membeli panser seharga sekitar Rp 7 miliar ini. (Tempo)
Maju terus, biar aja mereka protes. Kalo kita ngalah berarti kualitas marketing kita payahh. Lets fight by quality, not pressure
BalasHapusNgga bs begitu dong. Anoa kan lisensi dari Renault Prancis. Biasanya alih teknologi gitu ada syarat dan ketentuannya. Kita sebagai penerima teknologi ga boleh seenaknya melanggar kontrak. Klo ga kita di cap tukang melanggar dan mereka ga kasih tekologi lg, mau digituin?
HapusRenault itu salah satu company pembuat panser terbaik di dunia. Rusia saja minta Renault untuk desain sasis dan suspensi IFV ATOM mereka.
Menurut saya kasih win-win solution lah, kita Indonesia jg tau diri dikit. Anoa tetep pake mesin renault, jd sama2 untung dan sama2 senang ya ngga?
Kupikir tuh Anoa murni buatan Indonesia. Ternyata Indonesia cuma mampu buat Bodynya doang ya? sementara mesinnya masih comot sana-sini dari pabrikan lain... Astaga...
BalasHapusKita belum sepenuhnya mandiri. Industri lokal mesin dan transmisi sama sekali belum dirintis. Semua mesin heli/pesawat buatan PT.DI dan kapal2 buatan PAL dll, masih buatan asing semua.
HapusDulu kita hampir punya pabrik mesin lokal canggih, namanya PERKASA. Sayang bangkrut pas krisis kmrn..
mo gmn lg, kudu pinter lobi ini biar ndak ada yg dirugikan... kedepan mg PERKASA dihidupkan lg dan disuntik dana pemerintah..... kekuatan utama semua mesin tempur kuncinya ada di mesinnya dan amunisinya..yg lain hanya pengembangan doang.. riset pun tak rugilah, ato buat ajang pencari bakat di bidang tekno scr serius.. di indo bnyak otak liar/jenius tak tersalurkan.. mesin itu kan cm rakitan komponen besi doang,g2 pijakan awalnya dan riset utk buat tiruannya. cntohlah cina, kualitas no.2 dulu..wujud ada dulu.. bisa karena mau meniru/jiplak,hebat krn bs mengembangkan
Hapussoal mesin smntara trpaksa ngalah soalnya emng sono yg punya kita tinggal make (resiko produsen belum merdeka). kedepan mngkn jk pengen mandiri baterei lithium nasional/karya anak bangsa yg sdh dikembangkan BUMN kan katanya bisa dipakai penggerak/mesin Tank, kapal selam elektrik, nah ini kan bisa dipakek experiment.. sambil nunggu riset mesin tank yg sbnernya.. jngn smpai nunggu ada perang dan kena embargo baru nyadar pntgnya riset mesin
BalasHapus