Berseragam hijau tua dengan bet bertuliskan squadron udara 2 Halim, Kapten Pnb Sekti Ambarwati terlihat cantik berpose membelakangi pesawat CN 235. Sore itu, Ambarwati baru saja selesai melaksanakan tugas evakuasi jenazah korban Airasia QZ-8501 dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Sekti Ambarwati, Pilot Perempuan CN 235 dari Squadron Kalong |
"Squadron dua biasa dikenal dengan Kalong yang artinya harus siap perintah kapan pun juga. Pasti banyak yang bertanya kenapa disebut Kalong, jadi Kalong itu merupakan hewan yang terbiasa terbang malam, begitu juga dengan kami," tuturnya kepada detikcom.
Ibu satu anak ini banggga sebagai pilot wanita yang ikut dalam proses search and rescue AirAsia QZ8501. Salah satu misinya adalah membawa jenazah dari Pangkalan Bun menuju Surabaya.
"Proses penerimaan jenazah saat itu baik sebelum dan sesudah naik arca (jenazah-red)dilakukan upacara, hal itu membuat saya merinding. Terlebih Arca itu mengingatkan gambaran saya kelak nanti," tuturnya dengan mimik wajah serius.
Sebagai seorang prajurit dirinya memiliki tangung jawab untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Satu hal baginya meski dia tidak mengenal jenazah itu.
"Saya punya Tanggung jawab untuk dapat mempertemukan arca (jenazah-red) itu dengan keluarga, tidak perlu mereka kenal saya karena ini tugas seorang prajurit," kata Ambar.
Ayah merupakan sosok sentral bagi kehidupan Ambar dalam mewujudkan cita-citanya. Terlahir dari keluarga sederhana, Ia bekerja keras berjuang untuk meraih cita-citanya tersebut.
"Tapi sayang almarhum tidak dapat sempat melihat saat bravet wing ini disematkan di dada kiri saya, kelak nanti saya akan menjadi instruktur penerbang sebagai kado terindah bagi ayah di atas sana," imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.
Sudah hampir 7 tahun Ambar menerbangkan pesawat CN 235 di langit biru dan memiliki jam kerja 1.100 jam. Selama menjadi pilot, Ambar pernah mengalami momen yang sangat mendebarkan jantung kala mesin pesawatnya mati.
.
"Pernah satu waktu saya sedang menerbangkan pesawat CN-235 tiba-tiba enggine fuel mati satu, saya berusaha tenang dan mengikuti panduannya, bersyukur tuhan masih beri keselamatan saya karena pas landing akhirnya baru diketahui kedua engine tersebut mati," kenang Ambar yang selalu membawa foto anaknya ketika terbang itu.
Ambar mengatakan ia memiliki harapan besar kepada juniornya. Dia berharap TNI AU kelak akan memiliki pilot perempuan top lainnya.
"Regenerasi harus tetap berlanjut terputus boleh tetapi jangan terlalu lama, ke depan wara (anggota TNI perempuan-red) harus bisa menjadi pilot," tutupnya. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar