Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, menyatakan, Pemerintah Indonesia dan Brunei Darussalam sepakat meningkatkan hubungan kerja sama dalam bidang pertahanan.
"Dalam kaitan ini Presiden Jokowi menawarkan mengenai produk-produk industri strategis ke Brunei karena sebelumnya sudah pernah ada," kata Retno dalam jumpa pers di Istana Edinburgh Bandar Seri Begawan, Sabtu (7/2).
Presiden Joko Widodo (sumber: AFP Photo/Mohd Rasfan) |
Pada Sabtu ini, Pemerintah Indonesia dan Brunei Darussalam melakukan pertemuan bilateral di Istana Nurul Iman Bandar Seri Begawan.
Selain peningkatan kerja sama bidang ketenagakerjaan dan pertahanan, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama bidang perdagangan dan investasi.
"Dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kadin kedua negara, diharapkan perdagangan kedua negara semakin meningkat," kata Retno.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga mengundang investor dari Brunei untuk mengembangkan usaha di Indonesia dalam bidang pembangunan jalan tol, tenaga listrik dan kereta api.
Pertemuan bilateral juga membahas isu ASEAN di mana Presiden Jokowi meminta Brunei ikut berperan dalam merumuskan adanya instrumen hukum untuk perlindungan buruh migran.
"Hal ini juga sudah kita sampaikan pada saat para Menlu ASEAN bertemu di Kota Kinabalu di mana saya sebagai Menlu menyampaikan itu. Menurut Menlu, dalam kesempatan itu Jokowi juga menyampaikan undangan resmi kepada Sultan Brunei untuk menghadiri KTT Asia Afrika pada April 2015.
"Sebagaimana kita ketahui, Indonesia menjadi tuan rumah KTT ini," katanya.
Sementara itu, mengenai kesepakatan bidang kesehatan antara lain menyangkut riset dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Di tempat terpisah, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan terdapat peluang peningkatan ekspor Indonesia ke Brunei seperti untuk produk pertanian dan peternakan.
"Kita harapkan peningkatan ekspor Indonesia bisa menurunkan defisit perdagangan kita dengan Brunei yang masih besar," katanya.
Menurut dia, juga terbuka bagi Indonesia untuk menjual produk industri strategis ke Brunei. "Market ke Brunei terbuka seperti untuk produk pesawat terbang meski di Brunei tidak ada penerbangan domestik," katanya. (Beritasatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar