Dugaan pilot Indonesia terlibat ISIS disebut pakar penerbangan Gerry Soejatman bukan hal baru. Menurutnya, pada 2011 dan 2014 dugaan serupa juga menimpa pilot RI lainnya. Mereka berasal dari maskapai penerbangan komersial.
Dua pilot Indonesia yang disebut bergabung dengan ISIS. (Dok. The Intercept) |
“Dengan sekarang (tahun 2015) total ada empat pilot yang diduga terlibat ISIS,” kata Gerry kepada CNN Indonesia, Kamis (9/7).
Namun, menurutnya, dua pilot yang diduga bergabung dengan ISIS tahun ini sesungguhnya kasus lama. Indikasi keterlibatan keduanya telah tercium sebelum dokumen rahasia Kepolisian Federal Australia (AFP), dibocorkan oleh majalah online The Intercept dan dirilis di situsnya hari ini.
Dua pilot itu adalah Ridwan Agustin dari AirAsia dan Tommy Abu Alfatih alias Tomi Hendratno dari Premiair. Tomi bahkan disebut pernah bekerja sebagai pilot TNI AU.
“Sudah ada laporan dugaan (mereka terlibat ISIS) masuk ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Hanya saja Australia baru saja membocorkannya sekarang,” ujar Gerry.
Terkait keterlibatan pilot-pilot yang terkena paham radikal, kata Gerry, BNPT dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri langsung membahasnya bersama maskapai. Mereka membicarakan bagaimana agar pilot tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan berbahaya.
Pilot-pilot yang terjerat radikalisme, menurut Gerry, secara umum terlihat normal. Mereka bagus dalam bekerja, tak bermasalah secara finansial. “Jadi bukan karena faktor ekonomi atau ketidakpuasan terhadap maskapai. Radikalisasi tidak ada hubungannya dengan maskapai,” kata dia.
Gerry menegaskan, bergabung dengan organisasi radikal hingga mau ke Suriah merupakan pilihan pribadi.
Ridwan yang sempat mem-posting beberapa fotonya dengan seragam pilot di depan pesawat AirAsia di akun Facebook yang kemudian ia tutup, kini disebut tinggal di Raqqa, Suriah.
Sementara Tomi dalam informasi terakhir di akun Facebook-nya menyatakan meninggalkan pekerjaan dia sebagai pilot di Premiair pada 1 Juni dan kini bekerja sebagai ‘driver’ di ‘Bumi Alloh Subhanahu Wata’ala.’
Tedjo Akan Tindaklanjuti Info Pilot Indonesia Disebut Terlibat ISIS
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy akan berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara, Kepolisian, dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris mengenai informasi dugaan keterlibatan pilot Indonesia dalam gerakan Negara Islam Irak Suriah ( ISIS). Tedjo akan mengecek kebenaran informasi tersebut.
“Belum dapat informasi, nanti kalau dapat informasi yang benar kita ini, nanti saya akan bicara dengan BIN, kepolisian, BNPT dan sebagainya,” kata Tedjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya mencegah agar paham radikalisme ISIS tidak berkembang di dalam negeri. Selaku Menko Polhukam, Tedjo akan terus memonitor setiap informasi terkait ISIS.
“Harus kita antisipasi masalah paham ISIS. Terus bekerjasama dengan BNPT dan BIN kepolisian, kita monitor, dan pihak Imigrasi. Jangan sampai paham ISIS berkembang di Indonesia. Kalau ada informasi kita akan tangani,” kata dia.
Pihak berwenang Australia yakin, dua pilot Indonesia dapat menimbulkan ancaman keamanan setelah diradikalisasi kelompok ISIS. Sebuah dokumen intelijen yang bocor yang diperoleh sebuah situs web investigasi membeberkan hal itu, meskipun para pejabat Australia, Kamis (9/7/2015), menolak untuk mengkonfirmasi kebenaran laporan tersebut.
“Operational Intelligence Report” Polisi Federal Australia, yang dipublikasikan secara online oleh situs web investigasi The Intercept, mengatakan kedua pilot itu “kemungkinan karyawan” maskapai penerbangan AirAsia dan Premiair dan telah menjadi perhatian polisi negara itu lewat halaman Facebook kedua orang tersebut.
Laporan itu mengatakan, posting-an kedua orang itu “disimpulkan sebagai dukungan bagi (kelompok) Negara Islam (atau ISIS)”.
“Setelah meninjau isi kedua akun itu, dinilai bahwa orang-orang itu kemungkinan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur radikal, setidaknya dari dunia maya, dan sebagai hasilnya, (mereka) dapat menimbulkan ancaman keamanan,” kata laporan tersebut. (CNN | Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar