Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Sabtu, 18 Juni 2016
Flying Dutchmen, Kapal Trimaran Bersayap Inovasi ITS
Kebanggaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia melahirkan kesadaran untuk memiliki kemampuan dalam mengendalikan keamanan lautnya. Maraknya Illegal Fishing, penyelundupan, pembajakan, terorisme serta berbagai aksi kejahatan melalui laut lainnya telah mendorong empat mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) menciptakan alutsista laut yang mumpuni untuk menangkal aksi-aksi di atas.
Untuk menghadapi tantangan operasi keamanan laut tersebut, diperlukan sebuah kapal perang dengan performa yang mumpuni dari aspek kecepatan, hidrodinamika, effisiensi power kapal, ketahanan kapal, sistem persenjataan hingga kemampuan tactical tempur kapal.
Adalah Anisa Prasetyo, Cakra Wijaya, Pratama Yuli dan Rahmat Diko, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, menciptakan desain Kapal Trimaran Bersayap yang disebut Flying Dutchmen. Dibawah bimbingan Septia Hardy Sujiatanty, ST, MT, keempat mahasiswa ini mengkombinasikan desain kapal berlambung tiga (trimaran) dan konsep pesawat wing in surface effect, sehingga kapal dapat terbang rendah di atas permukaan air maupun darat.
Korem 061 Suryakencana Bentuk Tim Pemburu Begal
Genderang perang terhadap begal dan geng motor sudah berbunyi di wilayah Bogor. Menindaklanjuti instruksi Pangdam Siliwangi Mayjen Hadi Prasojo, Korem 061 Suryakancana membentuk tim anti begal untuk melakukan patroli dan penindakan.
“Jika menemukan begal geng motor kita bubarkan baik-baik, jika tidak mau dan melawan ya tembak dan bubarkan. Semua itu untuk kepentingan masyarakat,” ujar Danrem 061 Suryakencana Kolonel Kav Eko Susetyo kepada Radar Bogor, Kamis (16/6).
Meningkatnya tindak kejahatan baru-baru ini menurut dia, tak lepas dari tindakan nekat masyarakat yang hanya mementingkan keinginan sesaat. Karenanya, dia meminta anggotanya agar lebih memberi perhatian terhadap masalah ini.“Kita harus melindungi masyarakat jangan sampai keberadan kita tidak ada artinya bagi masyarakat,” ucapnya.
Tank Leopard RI Ujicoba Embarkasi Dari KRI Teluk Bintuni Buatan Indonesia
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya melakukan uji coba proses embarkasi dan debarkasi material tempur Tank Leopard milik TNI AD, Kamis (16/6), di Dermaga E-S, Koarmatim, Ujung Surabaya.
KRI Teluk Bintuni sebuah kapal perang jenis landing shift tank (LST) yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Kapal ini adalah produksi dalam negeri yang dibangun di galangan PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung, Sumatera Selatan tahun 2015 yang lalu.
Bangunan dari kapal ini terbuat dari baja. Rancangannya diproyeksikan memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) untuk mendukung pengangkutan Tank Leopard milik TNI AD. Tank ini memiliki bobot tiap unit mencapai 62,5 ton.
Kapal LST ini memiliki kemampuan daya angkut hingga 10 Tank Leopard, 476 pasukan dan helikopter.
Kamis, 16 Juni 2016
Lakukan Mutasi Besar-besaran, 116 Jenderal TNI Digeser
TNI melakukan mutasi besar-besaran. Tercatat 116 perwira tinggi mengalami pergeseran. Namun TNI menjelaskan hal ini bukan sesuatu yang istimewa mengingat mutasi merupakan bagian dari tour of duty.
"Dalam rangka pembinaan organisasi TNI guna mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang sangat dinamis dan semakin berat ke depan," demikian penjelasan Mabes TNI.
Dalam mutasi tersebut tercatat sebagai berikut:
Ini Alasan Kemhan Ingin Bentuk Badan Intelijen Pertahanan
Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengusulkan dibentuknya Badan Intelijen Pertahanan (BIP) untuk melengkapi bidang organisasi mereka. Nantinya, BIP akan berbeda fungsi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) maupun Badan Intelijen Strategis (BAIS).
Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Kabainstranas) Kemhan, Mayjen TNI Paryanto mengatakan, dibentuknya BIP Kemhan memiliki sejumlah alasan. Salah satunya untuk mengolah informasi berkaitan dengan pengetahuan senjata paling penting yang dipunyai negara-negara lain.
"Pertahanan dan keamanan jadi kepentingan dan kebutuhan warga negara dan sebagian besar punya intelijen," tutur Paryanto saat jumpa pers di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (16/5/2016).
Menurut Paryanto, usulan BIP sepenuhnya kewenangan presiden untuk memutuskan. Pasalnya, presiden merupakan panglima tertinggi dalam urusan pertahanan dan keamanan. Karenanya, kebutuhan dibentuk BIP untuk membantu presiden melalui tangan menteri pertahanan (Menhan).
Penjelasan Pemerintah RI Terkait Pembatalan Sikap ASEAN soal Laut China Selatan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memberi penjelasan soal batalnya ASEAN menyampaikan pernyataan bersama soal sengketa Laut China Selatan.
Semula negara-negara ASEAN dilaporkan sepakat menyampaikan pernyataan bersama soal sengkta Laut China Selatan. Namun, tidak berselang lama, pernyataan itu kemudian ditarik, tanpa alasan yang jelas.
”Itu pada awalnya akan disampaikan dalam konferensi pers pasca-pertemuan (ASEAN-China), tapi sayangnya konferensi pers itu tidak jadi dilakukan, karena pertemuanya berlarut-larut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, pada Kamis (16/6/2016).
Usai pertemuan itu, para Menteri Luar Negeri anggota ASEAN bergegas pulang ke negara asalnya. Hal inilah yang membuat konferensi pers tersebut batal dilaksanakan.
Situs Kemenkominfo Diretas, Cyber Scurity Indonesia Harus Ditingkatkan
Polemik pemblokiran Google dan Youtube terus bergulir. Setelah web Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) diretas, giliran situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang mendapat serangan dari para hacker.
Sejak Selasa (14/6/2016) lalu, web KemenKominfo mengalami serangan deface. Bahkan, sampai saat ini masih tidak bisa diakses. Dua subdomain yang diserang tersebut adalah dumas.kominfo.go.id dan wbs.kominfo.go.id. Dumas.kominfo.go.id merupakan situs pengaduan masyarakat, sementara wbs merupakan situs untuk whistle blowing system.
Pakar keamanan cyber Pratama Persadha mengungkapkan, kasus ini terjadi karena dua hal. Pertama, kurang aware-nya para cendekia terhadap permasalahan cyber. Kedua, kurang aware-nya pemerintah terhadap segala perangkat yang dimiliki negara, dalam hal ini terkait keamanan cyber.
Carita Si Gadis Cantik Pramugari VIP Militer
Gadis belia ini belum begitu lama menggeluti profesi sebagai seorang Pramugari VIP Militer. Kurang lebih, baru satu tahun gadis muda nan menawan ini berkiprah pada profesi yang membanggakan tersebut. Namun begitu, bagi Pramugari VIP Militer ini, pendidikan itu nomor satu, terlebih untuk menunjang kesuksesan kariernya ke depan.
Wanita yang baru menginjak usia ke-21 akhir pada April lalu, mengaku sangat senang dengan pendidikan di bidang Ilmu Hukum. Ilmu hukum memang penting juga untuk dipelajari dan dipahami, karena dengan begitu akan tahu punishment seperti apa yang dijatuhkan terhadap sebuah perkara hukum dan bagaimana melakukan pembelaannya.
“Saya senang aja dengan ilmu hukum, apa lagi jaman sekarang banyak banget kasus. Setidaknya dengan tahu KUHP, kita tahu kasus seperti itu hukumannya apa dan seperti apa pembelaannya,” ujar Serda Puri Pratiwi (15/6/2016).
Pesawat NC212i 100% Diproduksi di PT. DI Bandung
Pesawat NC212i telah sepenuhnya dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI). Artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat baling-baling itu.
Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
“Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam,” tulis keterangan tertulis PTDI, Rabu (15/6/2016).
Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Selasa, 14 Juni 2016
TNI Jadi Beli Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 Buatan Rusia
Petempur tercanggih keluarga Flanker, Su-35 (NATO: Flanker-E), tetap dibeli Pemerintah Indonesia untuk memperkuat TNI AU. Saat ini sedang menunggu proses saja. “Jadi dong, saat ini masih dalam proses,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan dalam perbincangan tatap muka dengan Angkasa di Jakarta, Jumat, 10 Juni 2016.
Dikatakan, proses yang dimaksud adalah menyangkut soal mata uang yang akan digunakan karena Amerika Serikat melarang penggunaan dolar AS dalam proses pembelian Su-35 oleh Indonesia. “Ini yang saat ini sedang diproses oleh Kementerian Keuangan, apakah akan pakai mata uang Rusia atau bagaimana,” jelasnya.
Proses lain yang masih berjalan adalah menyangkut transfer teknologi yang akan diberikan Rusia kepada Indonesia. Sebagaimana diketahui, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, setiap pembelian alutsista dari luar negeri harus dibarengi dengan transfer teknologi dan imbal dagang. “Nah, ini juga yang masih dibicarakan. Kita dapat transfer teknologi apa saja dari Rusia,” tambahnya.
Senin, 13 Juni 2016
JAS-39C Gripen Thailand Pecundangi Su-27/J-11 Tiongkok
Sebuah kabar mengejutkan datang dari Thailand. Dikutip dari blog Thaimilitaryandasianregion, JAS-39C Gripen yang baru saja dibeli oleh RTAF (Royal Thailand Air Force) sukses mengayam-ayamin J-11 milik AU Tiongkok dalam latihan gabungan bersandi Falcon Strike pada 12-30 November 2015.
Secara resmi, baik Thailand maupun Tiongkok tidak mengumumkan detail dari hasil latihan gabungan antara seluruh aset tempur AU kedua negara. Lebih-lebih, AU Tiongkok meminta press blackout, tidak ada media yang meliput, tidak ada media day, dan akses informasi untuk wartawan ditutup habis. Seluruh personel AU Tiongkok tidak diperbolehkan keluar dari Korat AFB.
Thailand mengerahkan F-16 dan JAS-39C, sementara AU Tiongkok yang dipimpin Mayjen Mao Liang Long selaku Deputi Kepala Staf AU Guangzhou Military Region, mendatangkan J-10 dan enam Su-27/ J-11.
Su-27/J-11 datang dari 6 Squadron, 2nd Division, Guangzhou Military Region. Sebagai pesawat pendukung adalah dua Il-76 dari 13th Transport Division. JAS-39C yang dikerahkan RTAF dalam latihan dikawal penuh oleh perwakilan teknis dari Saab dan AU Swedia, mengingat skenario latihan juga mencakup pertukaran pilot yang menerbangkan pesawat masing-masing.