Selasa, 10 Juli 2012

PT DI Semakin Dilirik Perusahaan Penerbangan Internasional


PT Dirgantara (PT. DI) Indonesia semakin dilirik oleh perusahaan penerbangan manca negara untuk berkerja sama dalam pembuatan komponen pesawat terbang kerjasama ini datang dari perusahaan pesawat sekala internasional seperti EADS /Airbus, Boeing,  Eurocopter, Albatros Aviation bahkan tawaran juga datang dari Sukhoi



Perakitan Pesawat C 295 Pesanan Pemerintah Republik Indonesia
Perakitan Pesawat C 295 Pesanan Pemerintah Republik Indonesia



Kerjasama Dengan EADS (European Aeronautic Defence and Space Company)

Kerjasama terbesar datang dari Konsorsium industri dirgantara Eropa. EADS merupakan penggabungan dari: Arospatiale-Matra (Perancis), Dornier GmbH dan DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) Jerman; serta Construcciones Aeronuticas SA (CASA) Spanyol. EADS berkerjasama dengan PT DI untuk memasok komponen skala besar pesawat-pesawat buatan EADS.
EADS melakukan kerjasama ini terkait dengan program regionalisasi industri EADS yang menetapkan 50 persen pembuatan komponen-komponen produk, dilakukan langsung di kawasan pemasaran. Untuk Asia-Pasifik, EADS mempertimbangkan PT DI.

pada tanggal 11 Juni 2012 dua Petinggi utusan dari EADS Philippe Advani (Vice President Global Sourcing Network) dan Pierre Guillet (Deputy President Director for Marketing Survey) berkunjung ke PT DI, kedatangannya juga disertai 20 kepala perwakilan EADS dari berbagai negara. Mereka menijau fasilitas dan kapabilitas PT DI dalam mengerjakan pembuatan komponen pesawat CN 235, C 295 dan berbagai komponen pesanan Airbus.

Pesawat Militer C 295 Pesanan Pemerintah Republik Indonesia
Pesawat Militer C 295 Pesanan Pemerintah Republik Indonesia
Kerjasama PT DI dengan EADS sebetulnya sudah berlangsung walau belum dalam skala besar. PTDI kini mengerjakan komponen pesawat-pesawat unggulan EADS. Proyek Kerjasama yang dilakukan PT DI dan AEDS diantaranya untuk memasok beberapa komponen pesawat sebagai berikut:

  • Airbus A-380, PTDI merupakan pemasok tunggal untuk komponen Inboard Outer Fixed Leading Edge (IOFLE) yang merupakan bagian akar dari sayap A-380. PT DI telah mengapalkan 125 komponen IOFLE atau 36 persen dari jumlah kontrak. Target pengiriman 36 set per tahun, sesuai kontrak tahun 2002.
  • Airbus A-320 /A-321, PT DI bukan saja membuat (manufacturing), tetapi juga terlibat dalam perakitan (assembling) untuk D-Nose, Pylon dan Leading Edge. kontrak kerjasama dimulai tahun 2005 dan berakhir tahun 2015 dengan pengiriman komponen sebanyak 365 set per tahun.
  • Airbus A-350. Proyek pesawat penumpang masa depan Airbus A-350, PT DI mengerjakan komponen untuk Root End Fillet Fairing (REFF) untuk pemesanan 805 set dengan rencana pengiriman 51 set per tahun. Kontrak kerjasama dilakukan PT DI dengan Spirit AeroSystem , Inggris, tahun 2010.
    Khusus untuk Airbus A350, PT DI juga mendapatkan pekerjaan rancang bangun (engineering-designing). “Kami melihat itu sebagai tantangan, peluang bisnis besar yang harus diambil,” kata Asisten Dirut PT DI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan, Sonny Saleh Ibrahim.
  • Pesawat C212-400, PT DI juga ditunjuk oleh Airbus Military sebagai produsen tunggal pesawat C212-400 satu-satunya di dunia. Seluruh fasilitas produksi untuk C212-400 telah dipindahkan dari San Pablo, Spanyol, ke PT DI di Bandung. Pesawat C212-400 merupakan pesawat multiguna sipil dan militer jarak pendek, berpenumpang maksimum 26 orang.Airbus Military selanjutnya akan fokus pada pembuatan pesawat terbang berbadan lebar AM-400 sekelas dengan C-130 Hercules. Kerjasama pemindahan industri Airbus Military dari Eropa ke Indonesia itu diperbaharui tahun 2011. 
  • Pesawat C 295. Pemerintah RI memesan sebanyak 9 Pesawat C295, dimana 2 pesawat dikerjakan oleh EADS di Sepanyol dan 7 sisanya di PT DI. “Kami sudah masuk gigi tiga untuk produksi C 295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat pada akhir 2014,” ujar Sonny Saleh Ibrahim.
Produk Unggulan Terbaru  Airbus/ EADS
Produk Unggulan Terbaru  Airbus/ EADS



Saat ini pun PT DI telah disibukkan dengan pengiriman komponen-komponen kebutuhan Airbus setiap minggunya untuk EADS. PT DI telah membuat 20 jenis komponen untuk pesawat pesawat EADS dan akan ditingkatkan menjadi 60 komponen. EADS merasa yakin dengan kemampuan PT DI, karena telah bekerjasama selama 35 tahun.


Kerjasama dengan Albatros Aviation

Tidak hanya industri pembuat pesawat yang tertarik dengan PT DI. Agen penjualan dan perawatan pesawat, Albatros Aviation, Swiss juga tertarik bekerjasama dengan PT DI dan telah melakukan kunjungan. Albatros memiliki pasar di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Mereka menjajaki PT DI sebagai mitra perawatan helikopter: Bell 412, Mi-2, Mi-17, Mi-24/Mi-35, dan Enstrom.

“Mereka sempat terkagum-kagum ketika meninjau fasilitas dan kapabilitas PT DI, karena kemampuan dan permesinan yang kita miliki tidak seperti yang mereka bayangkan,” ujar Sonny.


Tawaran Kerjasama dari Sukhoi

Tawaran untuk kerja sama juga datang dari pembuat pembuat pesawat Sukhoi Superjet 100. Sukhoi Rusia menginginkan agar PT DI membuat bagian ekor Sukhoi Superjet 100. Hampir pasti, PT DI akan menjadi salah satu pemasok komponen Sukhoi Superjet 100 dan PT DI sedang menyiapkan jadwal untuk merealisasikannya.

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Sukhoi sedang mematangkan kerjasama pembuatan ekor pesawat. Rencana kerjasama ini tidak terkendala kasus kecelakaan Sukhoi Superjet 100 beberapa waktu lalu.

Negara Pemasok komponen Pesawat Sukhoi Super Jet 100
Negara Pemasok komponen Pesawat Sukhoi Super Jet 100


Kepala Divisi Manajemen Mutu dan Koordinator Kehumasan PT DI Sonny Saleh Ibrahim mengatakan pihak Sukhoi sudah menjajaki kerjasama ini sejak dua tahun terakhir.

Rencananya PT DI akan membuat ekor pesawat Sukhoi, baik vertikal maupun ekor horizontal jika kerjasama itu terwujud. PT DI diproyeksikan mampu membuat sekitar 40 unit bagian ekor pesawat tersebut setiap tahunnya.

==============================================================================

PT DI juga harus menyelesaikan 30 helikopter Bell 412 EP yang ditargetkan pemerintah rampung tahun 2014. “Tenggat waktu yang diingikan pemerintah untuk menuntaskan pemesanan 40 unit pesawat, pada 2014, tergolong singkat. “Saya kira, proses pengerjaannya butuh waktu minimal tiga tahun. Dananya pun besar. Tapi, kami berupaya keras menyelesaikan dan memenuhi pemesanan tersebut,” ujar Dirtektur PT DI Budi Santoso.

Bell- 412 PT DI
Bell- 412 PT DI

Saat ini PT DI telah menyerahkan tiga unit helikopter Bell 412 EP kepada Kementerian Pertahanan. Menurutnya membuat satu unit helikopter Bell 412 EP atau C 295, membutuhkan waktu sekitar 14 bulan. Belum lagi PT DI juga sedang terlibat kerjasama pembuatan pesawat tempur masa depan KFX/IFX dengan Korea Selatan.

Dari penuturan Budi Santoso, tersirat PT DI mulai kewalahan memenuhi pesanan karena skema bisnis PT DI belum mencapai tingkatan perusahaan produksi massal. Mampukah Indonesia membesarkan PT DI yang sedang tumbuh dengan pesat atau peluang-peluang itu akan dilewatkan menjadi business as usual ?. Kesempatan yang diberikan dunia untuk Indonesia melalui PT DI sangat besar. Masalahnya, sejauhmana Indonesia mau meladeni tawaran tersebut, agar bisa mengikuti langkah EADS dan Sukhoi dalam bisnis penerbangan. Sudah waktunya Need for Speed PT DI, untuk peningkatan skala bisnis dan produksi.


Referensi :
  • Jakartagreater.com
  • Antara News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar