Minggu, 16 Desember 2012

Jenderal Sudirman Utamakan Kepentingan Bangsa Di Atas Kepentingan Pribadi


Pembangunan monumen di Desa Maritaing Kecamatan Alor Timur dinilai sangat tepat, karena letaknya yang strategis menghadap tegap dan gagah ke arah garis batas negara Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste, serta alur laut Kepulauan Indonesia

Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman Menghadap Republik Demokratik Timor Leste
foto : pelitaonline.com

JENDERAL Sudirman telah berjuang dengan semangat pantang menyerah untuk mempertahankan harga diri dan martabat bangsa Indonesia, meskipun penyakit yang sangat berat tengah dideritanya.

Kecintaanya yang teramat besad kepada Ibu Pertiwi telah membentuk watak Sudirman muda untuk lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan.


“Sehingga dengan kegigihan dan kepribadian yang kuat masih terus berjuang bersama rakyat untuk mempertahankan setiap jengkal tanah air, demi tetap tegaknya NKRI, walaupun harta atau nyawa yang menjadi taruhannya,” ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat meresmikan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/12/2012).

Menurutnya, pembangunan monument di Desa Maritaing Kecamatan Alor Timur dinilai sangat tepat, karena letaknya yang strategis menghadap tegap dan gagah ke arah garis batas negara Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste, serta alur laut Kepulauan Indonesia.

“Refleksi nilai-nilai historis melalui pembangunan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan semangat juang yang dimiliki dapat diteladani serta diimplementasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, tambah Panglima TNI, pembangunan monumen tersebut senantiasa memberikan inspirasi dan menggugah  kesadaran sejarah, bahwa perjuangan para pahlawan harus terus dilanjutkan dalam dimensi mengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional.

Menurut Panglima TNI, untuk mencapai kehidupan yang adil, aman dan sejahtera, kata kuncinya adalah keterpaduan dan kebersamaan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk TNI dan Polri, dalam rangka mencegah dan mengatasi segala bentuk ancaman, baik dari pihak asing maupun pihak lain, yang dapat merugikan, menimbulkan kerawanan dan melanggar kedaulatan serta keutuhan wilayah NKRI, termasuk di wilayah Kabupaten Alor.

Di sisi lain, keterpaduan dan kebersamaan itu, juga diperlukan guna percepatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

“Dalam  konteks pertahanan negara, pembangunan monumen ini merupakan simbol kebersamaan serta kemanunggalan TNI-Polri dan rakyat sebagaimana yang telah diwariskan Jenderal Besar Sudirman, karena hanya dengan kebersamaan dan kemanunggalan, kita menjadi kuat dan mampu membangun negara demi tercapainya masyarakat yang adil, aman dan sejahtera”, kata Panglima TNI.

Lebih lanjut dikatakan, Monumen yang memiliki karakteristik konstruksi dari cor beton dengan tinggi patung 7 meter, dudukan 5 meter dan pondasi 4x4 meter merupakan sebuah tonggak yang menyatakan integritas NKRI dan sebagai tanda untuk mengobarkan kembali heroisme dan patriotisme Jenderal Besar Sudirman, guna mempertahankan setiap jengkal wilayah NKRI serta semangat untuk membangun kehidupan bangsa yang adil, aman dan sejahtera.



Sumber : PelitaOnline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar