Selasa, 26 Februari 2013

Anggota TNI Harus Merakyat


Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Pramono Edhie Wibowo menegaskan bahwa TNI tak akan menjadi besar jika jauh dari rakyat. Untuk itu, anggota TNI harus dekat dengan rakyat. Nota kesepahaman dengan dua badan usaha milik negara itu merupakan wujud dari tugas TNI AD dalam tugas operasi militer selain perang.

Anggota TNI Harus Merakyat
TNI Dari Rakyat Untuk Rakyat (foto : Antara)

"Walaupun memiliki tugas utama menjaga pertahanan, TNI AD tak pernah besar kalau jauh dari rakyat. Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang sebelumnya dilakukan. Kerja sama bahkan ditingkatkan," kata Kasad, seusai penandatanganan nota kesepahaman antara TNI AD dengan PT Pertamina tentang Karya Bhakti Sosial 2013 dan BRI tentang pemanfaatan jasa layanan perbankan, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (25/2).

Pramono mengatakan, kepercayaan dua perusahaan pelat merah tersebut karena kehadiran TNI AD 24 jam di pulau terdepan dan daerah perbatasan. "Kedua perusahaan itu berkeinginan menyalurkan bantuan agar bisa cepat sampai tujuan," ujar Kasad.


Pertamina menyumbang sebesar 68,6 miliar rupiah untuk membangun perbatasan. Sedangkan BRI menyumbang sebanyak 14 unit laboratorium bahasa multi media, 5 unit ambulans, 121 paket beasiswa bagi putra/putri anggota TNI AD, dan renovasi gedung TK Harjamukti Ditkuad.

Pramono mengatakan, sebelum menugaskan prajurit di perbatasan TNI AD sudah mendidik mereka untuk bisa menjadi guru dadakan atau tenaga untuk membangun rumah dadakan. "Dengan bantuan dari Pertamina dan BRI, kami semakin maksimal menyalurkan bantuan di pulau-pulau terluar," kata Kasad.

Dia menjelaskan, masyarakat yang berada di pulau terdepan masih kurang dalam akses pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup. "Kehadiran TNI di depan, memang tugas kami karena itu bagian dari pembangunan bangsa ini," tegasnya.

Pramono mengatakan, jika semua pihak tak memperhatian pulau terdepan dan wilayah perbatasan, akan sulit mempertahankannya. "Mari kita jaga semua amanah yang telah diberikan," jelasnya.

Sinergitas
Pramono juga menegaskan, kerja-kerja selain perang tak akan mengganggu tugas TNI dalam mengamankan wilayah perbatasan. "Tugas penjagaan perbatasan tetap dilakukan. Kita akan lakukan sinergitas. Kalau masyarakat sejahtera, mereka tak mungkin mengganggu kedaulatan," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan menjelaskan kerja sama dengan TNI AD difokuskan pada tiga bidang, yakni pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Ketiga bidang itu merupakan bagian dari program kegiatan corporate social reponsibility, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta Pertamina Foundation. Pada bidang pendidikan, kontribusi Pertamina akan diwujudkan dengan penyediaan buku-buku untuk perpustakaan, perlengkapan pendidikan anak usdia dini, dan pemberian beasiswa.

Karen mengatakan Pertamina merupakan tulang punggung penyediaan energi nasional. Sedangkan TNI AD merupakan punggawa menjaga kedaulatan Indonesia. "Kami berharap dukungan TNI AD untuk mengamankan usaha dan aset Pertamina. Jika Pertamina tak aman, ketahanan energi akan terganggu," jelasnya.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir menjelaskan kerja sama BRI dengan TNI AD menyangkut pengelolaan program pensiun iuran pasti dan penyaluran rekening gaji bagi prajurit dan PNS TNI AD. "Dengan penyaluran gaji melalui rekening tabungan, prajurit dan PNS TNI AD diberikan kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas transaksi melalui mesin ATM BRI," katanya.

Pada kesempatan tersebut Kasad menyatakan TNI AD menyambut positif opsi pembelian helikopter serbu Black Hawk jika harga helikopter serang Apache terlampau mahal. "Black Hawk pilihan bagus dan sangat mungkin digunakan TNI AD. Kami menyambut baik," katanya.

Namun begitu, TNI AD tetap terus mengaji dari beberapa pilihan helikopter yang ada. Kasad berharap harga tak dinaik-naikkan lagi seperti saat TNI AD menginginkan helikopter Apache. "Pertama kali menawarkan harganya segitu. Tapi kok belakangan naik. Tidak tahu siapa yang menaikkan. Kalau naik terus lebih baik tak usah membeli," kata Pramono.

Pramono menginginkan, dengan anggaran yang ada, alutsista yang dibeli bisa maksimal, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
(KJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar